Dilansir AFP, Jumat (8/1/2016), insiden terjadi Kamis (7/1) di Distrik 18 sebelah utara ibu kota Prancis. Pemuda yang ditembak mati ini asal Maroko dan berusia sekitar 20 tahun.
Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan, secarik kertas ditemukan pada pemuda ini usai digeledah. Isi secarik kertas itu berupa "sumpah kesetiaan" kepada kelompok Negara Islam atau ISIS. Dia mengatakan aksinya untuk membalas Prancis pada "serangan di Suriah".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hendak Masuk Kantor Polisi Paris, Pria Bersenjata Ditembak Mati
Penembakan pria ini terjadi selang beberapa menit setelah Presiden Prancis Francois Hollande menyampaikan pidatonya dalam peringatan setahun insiden penembakan di kantor majalah satire Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015.
Dia berusaha masuk dengan paksa ke sebuah kantor polisi yang ada di Distrik 18 sambil membawa pisau. Dia juga mengenakan pakaian seperti rompi bom bunuh diri yang akhirnya membuat polisi melakukan penembakan.
"Menurut kolega kami, pria itu berniat meledakkan diri. Dia berteriak 'Allahu Akbar' dan memiliki kabel yang menyembul dari pakaian yang dikenakannya. Itulah mengapa polisi melepas tembakan ke arahnya," ujar seorang pejabat dari Alternative Police Union. Setelah diperiksa, ternyata rompi bom bunuh diri itu palsu.
"Penyerang ditemukan memakai kantong di bawah mantelnya dengan kawat yang menggantung, tapi perangkat itu ternyata tidak mengandung bahan peledak," ujar sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan kepada AFP.
Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve memuji kesigapan pasukan keamanan dalam insiden ini. "Di negara di mana tingkat ancaman sangat tinggi, polisi, polisi militer, pasukan keamanan...berada di garis depan," katanya. (hri/idh)