Seperti dilansir Reuters, Kamis (7/1/2016), insiden ini terjadi selang beberapa menit setelah Presiden Francois Hollande menyampaikan pidatonya dalam peringatan setahun insiden penembakan di kantor majalah satire Charlie Hebdo. Tidak dijelaskan lebih lanjut seberapa jauh lokasi peringatan dengan lokasi insiden terbaru ini.
"Pria ini mengenakan sesuatu yang berbentuk seperti rompi (bom) bunuh diri. Apakah rompi itu berfungsi atau tidak, masih terlalu dini memperkirakannya," tutur juru bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis Pierre-Henry Brandet kepada media setempat, BFM TV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pria itu berusaha masuk dengan paksa ke sebuah kantor polisi yang ada di distrik 18 yang ada di wilayah Paris bagian utara. Wilayah itu pernah disebut oleh militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebagai lokasi yang berpotensi menjadi target serangan.
"Menurut kolega kami, pria itu berniat meledakkan diri. Dia berteriak 'Allahu Akbar' dan memiliki kabel yang menyembul dari pakaian yang dikenakannya. Itulah mengapa polisi melepas tembakan ke arahnya," jelas seorang pejabat dari Alternative Police Union.
Tim penjinak bom sempat dikerahkan ke lokasi kejadian. Secara terpisah, salah satu sumber kepolisian setempat menyebut rompi bom itu ternyata palsu.
"Pria itu mengenakan rompi (bom bunuh diri), tapi ternyata palsu. Tim penjinak bom memastikan itu palsu," sebut sumber tersebut.
![]() |
Jurnalis setempat, Anna Polonyi, mengaku melihat jasad seorang pria di trotoar dekat apartemennya. Polonyi menuturkan, saudara perempuannya yang tinggal satu apartemen dengannya melihat insiden itu. Menurut saudara perempuannya, polisi berteriak kepada seorang pria yang berlari mendekati mereka dan kemudian mulai menembaki pria itu.
(nvc/nrl)