Seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (21/11/2015), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengutuk serangan itu dan menyampaikan belasungkawa.
"Pemerintah Mali dan komunitas internasional telah melakukan upaya-upaya penyelamatan secara aktif, namun para penjahat itu mengabaikan hati nurani manusia dan melakukan kejahatan brutal dan tak manusiawi," tutur Hong dalam statemen yang diposting di situs Kementerian Luar Negeri China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya 27 orang tewas ketika sekelompok bersenjata menyerang hotel Radisson Blu di Bamako pada Jumat (20/11) waktu setempat. Penyerang sempat menyandera sekitar 170 orang di hotel mewah tersebut sebelum pasukan komando Mali menyerbu dan membebaskan para sandera.
Tiga warga China yang tewas dalam serangan itu merupakan para pejabat eksekutif perusahaan negara China Railway Construction Corp. Mereka adalah Zhou Tianxiang dan Wang Xuanshang, general manager dan wakil general manager divisi internasional perusahaan tersebut, serta Chang Xuehui, general manager divisi Afrika Barat.
"China Railway Construction Corp. sangat berduka atas kematian ketiganya, dan kami menyampaikan dukacita mendalam kami kepada keluarga korban dan mengecam keras kejahatan yang dilakukan para teroris," demikian statemen perusahaan China tersebut.
Penyanderaan yang berlangsung sekitar 9 jam itu diklaim oleh kelompok jihadis Al-Murabitoun, sebuah afiliasi Al-Qaeda. "Kami Murabitoun, dengan partisipasi dari saudara-saudara kami Al-Qaeda in the Islam Maghreb (AQIM), menyatakan operasi penyanderaan di Radisson Hotel," kata seorang pria dalam rekaman audio yang disiarkan oleh televisi Al-Jazeera.
Al-Murabitoun yang dipimpin militan Aljazair bernama Mokhtar Belmokhtar, didirikan pada tahun 2013. Kelompok ini memperkenalkan dirinya sebagai bagian dari Al-Qaeda di wilayah Afrika Barat. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini