Bukannya Selamatkan Diri, Pelayan Resto Dampingi Korban Teror Paris

Bukannya Selamatkan Diri, Pelayan Resto Dampingi Korban Teror Paris

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 20 Nov 2015 10:59 WIB
Bukannya Selamatkan Diri, Pelayan Resto Dampingi Korban Teror Paris
Ilustrasi (REUTERS/Christian Hartmann)
Paris - Seorang pelayan restoran di Paris, Prancis memilih mempertaruhkan nyawanya untuk menemani korban yang sekarat, daripada pergi menyelamatkan diri. Gadis bernama Jasmine El Youssi itu pun dijuluki pahlawan dalam serangan teror Paris pada 13 November lalu.

Jasmine (20) mempertaruhkan nyawanya untuk menolong dan menenangkan seorang wanita yang terluka ketika salah satu pelaku melepas tembakan di dalam restoran tempatnya bekerja. Dengan berani, Jasmine keluar dari restoran untuk mencari orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

"Saya memilih mati, daripada membiarkan mereka mati sendirian. Saya tahu bagaimana rasanya sendirian dan saya tidak bisa hidup tanpa membantu mereka. Saya tidak ingin orang-orang yang tertembak berpikir mereka ditinggalkan," ucap Jasmine seperti dilansir Daily Mail, Jumat (20/11/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jasmine tengah berada di belakang meja bar ketika salah satu pria bersenjata melepas tembakan ke arah restoran tempatnya bekerja. Bersama rekan kerjanya, Samir, Jasmine bersembunyi di balik meja. Laporan menyebut, pelaku yang melepas tembakan di restoran tempat Jasmine bekerja merupakan Salah Abdeslam (26) yang hingga kini masih buron.

Ketika bersembunyi, Jasmine sempat berusaha menenangkan beberapa korban lain yang ikut bersembunyi bersamanya. Secara perlahan, Jasmine mengarahkan para korban dan pengunjung restoran lainnya ke tempat aman. Beberapa menit setelah pelaku meninggalkan lokasi, Jasmine pergi keluar restoran dan dia dihadapkan dengan banyak jasad serta korban yang sekarat.

"Saya pergi keluar tapi sudah terlambat, mereka semua kena tembakan. Seorang wanita sekarat dan tiga orang lainnya sudah tewas. Ada wanita muda yang sekarat, saya melihatnya menatap saya. Saya pegang tangannya selama 1-2 detik tapi kemudian dia tewas," tuturnya.

"Saya menoleh dan melihat seorang pemuda tergeletak dan awalnya saya harap dia hanya terluka ringan, tapi dia sekarat. Seorang polisi pernah memberitahu saya jika seseorang terluka, tanya nama mereka dan panggil nama mereka tapi saya tidak tahu nama mereka. Saya berlari ke arah korban untuk melihat apakah saya bisa melakukan sesuatu. Saya berbicara kepada salah satu dari mereka, tapi dia sudah tewas," imbuh Jasmine.

Kedua orang tua Jasmine berasal dari Maroko dan Aljazair, namun dia lahir di Paris. "Saya tumbuh besar di lingkungan keluarga Maroko, tapi saya seorang gadis Paris. Hal terburuk terjadi pada saya, terjadi pada negara ini dan saya tidak pernah merasa sedemikian terhubung dengan negara ini seperti sekarang," ujarnya.

Seorang tukang bunga yang memiliki kios di seberang restoran yang menjadi lokasi kejadian, menyebut Jasmine merupakan orang pertama yang ada di lokasi. "Dia sangat berani. Dia orang pertama yang keluar dari restoran dan turun ke jalanan dan dia melihat wanita yang tewas di dekat kafe terdekat untuk mengatakan: 'Jangan khawatir, jangan panik'," tutur si tukang bunga bernama Aissa Feredj. (nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads