Seorang Wanita Sembunyi di Balik Kursi dan Pura-pura Mati 30 Menit

Teror Berdarah di Paris

Seorang Wanita Sembunyi di Balik Kursi dan Pura-pura Mati 30 Menit

Nurul Hidayati - detikNews
Minggu, 15 Nov 2015 20:27 WIB
Foto: REUTERS/Christian Hartmann
Paris - Pura-pura mati adalah salah satu cara agar selamat dari penyerang yang membabi buta menembakkan timah panas kepada para penonton pertunjukan Eagles of Death Metal di gedung Bataclan, Paris. Selama 30 menit, Sophie Doran bersembunyi di belakang kursi dan pura-pura mati.

Kisah perempuan Melbourne yang menetap di Paris ini diceritakan oleh ayahnya, Michael Doran, kepada ABC dan dilansir Sydney Morning Herald, Minggu (15/11/2015). Michael menuturkan, putrinya menonton konser grup musik cadas itu bersama teman-temannya.

Ketika tembakan terjadi - tepatnya saat Eagles of Death Metal menyanyikan lagu keenam - Sophie dan seorang temannya bersembunyi di belakang kursi-kursi dan pura-pura mati selama 30 menit hingga polisi menyerbu gedung pertunjukan itu. Teman Sophie terluka tapi tak lama kemudian diizinkan keluar dari rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari apa yang dia ceritakan kepada saya, pembantaian dan mandi darah sepertinya adalah refleksi yang akurat atas apa yang mereka semuaΒ  saksikan di sana," ujar Michael.

Pura-pura mati juga dilakukan penonton konser, Julien Pearce. Pearce mengatakan ia berujar kepada orang-orang di sekelilingnya untuk bersembunyi dan berpura-pura mati.

Mereka menanti hingga si penembak harus mengisi ulang senjatanya dan berlari ke sebuah ruangan kosong, namun ruangan itu tak punya pintu keluar.

"Kami terjebak," ucap Pearce sebagaimana dilansir CNN.

Lima menit kemudian, tembakan berhenti. "Mereka mengisi senjata lagi, dan kami lari."

Pearce menemukan pintu keluar dan lari ke jalan, di mana ia melihat 20-25 orang terbaring di jalanan, banyak yang tewas atau terluka parah. Ia tak melihat polisi ketika pertama kali keluar.

(nrl/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads