Kulak Teripang ke Aborigin Seabad Lebih, Apa Warisan Orang Makassar?

Jelajah Australia

Kulak Teripang ke Aborigin Seabad Lebih, Apa Warisan Orang Makassar?

Nograhany Widhi K - detikNews
Kamis, 12 Nov 2015 11:14 WIB
Foto: Nograhany WK
Jakarta - Orang-orang Makassar berkelana kulak teripang di wilayah orang Aborigin di pantai utara Australia selama 137 tahun. Apa warisan Makassar yang masih berbekas?

"Hubungan Macassan (sebutan orang Aborigin dan Australia ke orang Makassar) dan Aborigin berdasarkan hubungan barter. Macassan akan menukarkan beberapa barang untuk mendapatkan akses pada teripang dan menukarnya dengan komoditi lain seperti mutiara, beeswax dan lain-lain," demikian jelasΒ  Paul Scott Clark, kurator Museum dan Galeri Seni Northern Territory.

Fosil teripang koleksi Museum dan Galeri Seni North Territory (Foto: Nograhany WK)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu dikisahkan Paul saat diwawancara jurnalis dari 2 media Indonesia, termasuk detikcom, di Museum dan Galeri Seni Northern Territory, Darwin, Australia atas undangan Australia Plus ABC International pada September 2015 lalu.
Β 
Orang-orang Makassar ke pantai utara Australia untuk mencari teripang untuk dibawa ke Makassar, atas permintaan orang Belanda untuk kemudian menjualnya ke China.

"Jadi, dari hubungan seperti itulah semuanya berasal," jelas dia.

Berbagai barang dan perkakas ditukarkan, seperti kain ikat, beeswax alias lilin lebah, perkakas besi seperti senjata parang untuk membuat perahu hingga perahu yang digunakan untuk mencari teripang pun dibarterkan.

Perkakas yang ditukarkan orang Makassar untuk barter ambil teripang di wilayah Aborigin (Foto: Nograhany WK) (


"Mereka menukarkan kano mereka untuk mengumpulkan teripang, ikan kering dan semua hasil sumber daya laut untuk dibawa ke Makassar. Kapal Hati Marege itu contoh tipe kapal perahu yang juga dijual ke Aborigin," imbuh Master of Arts dari Charles Darwin University (CDU) dengan tesis berjudul "The Last Voyage: Indonesian Fishing Boats in Australian Museums" ini.

Contoh salah satu jenis perahu yang dipakai orang Makassar (Foto: Nograhany WK)


Hati Marege yang dimaksud Paul adalah nama kapal dari Makassar yang menjadi salah satu koleksi kapal dari Jack Hinton Maritime Museum di Museum dan Galeri Seni North Territory.

Dalam perahu bermodel seperti Hati Marege-lah orang-orang Makassar berdatangan mencari teripang ke pantai utara Australia, dengan mengangkut 10-20 orang di kapal, serta memuat 4-5 sampan. Sampan yang diangkut dan lebih kecil ukurannya itulah yang kemudian dipakai berlalu-lalang mencari teripang.

Menurut Paul, orang Makassar tidak cuma mencari teripang, namun juga hasil laut seperti ikan dan semua sumber daya laut. Orang Makassar, tidak membawa teripang dan ikan mentah-mentah melainkan memprosesnya.

Paul Scott Clark menjelaskan peninggalan orang Makassar (Foto: Nograhany WK)


"Kemudian nge-base di pantai. Kemudian mereka memasak hasil laut itu di wok (panci/wajan besar) digoreng kering, direbus, dibersihkan dan diproses lagi. Dan dibawa dengan tas, dimuat ke kapal dan dibawa ke Makasar," jelas Paul.

Ditambahkan Dr Steven Farram, dosen sejarah North Australia dan ASEAN dari CDU, selain ilmu membuat perahu dan berbagai alat besi seperti parang, orang-orang Makassar juga mengenalkan minuman hingga rokok pada Aborigin.

"Ya, hal seperti tembakau, arak, beras, metal seperti parang dan pisau dibawa pertama kalinya dibawa ke Australia Utara dan Aborigin mendapatkan itu untuk pertama kalinya pula. Dan Aborigin segera mengetahui betapa bergunanya alat-alat itu," jelas Steven diwawancara di kampus tempat mengajarnya.

Hubungan orang Makassar dengan Aborigin adalah hubungan barter yang saling menguntungkan. Sehingga, Aborigin dinilai terbuka dengan kedatangan orang Makassar.

Dr Steven Farram (Foto: Nograhany WK)


"Jadi, orang Aborigin sangat senang bila orang Macassan datang dan bisa mendapat sesuatu dari mereka. Karena itu totally hal baru bagi mereka. Mereka mengadaptasi juga bahasa Makasar untuk beberapa hal," jelas Steven. Β 

Steven menambahkan, selain peralatan, ilmu membuat perahu dan bahasa, tak terhitung budaya yang ditinggalkan orang Makassar kepada Aborigin. Hal itu terlihat dari jejak lukisan batu orang Aborigin.

Lukisan orang Aborigin yang mengisahkan kedatangan orang Makassar dengan kapal (Foto: Nograhany WK)


"Juga ingatan akan orang Macassan bisa ditemukan di lagu, dan dalam tarian, banyak ritual yang berhubungan dengan kedatangan orang Macassan. Satu kasus di satu tempat kala pemakaman, mereka punya bendera dan upacara arak-arakan massa. Pemakaman dengan arakan massa memiliki kesamaan dengan Macassan yang pulang meninggalkan pantai dengan perahu kala angin bertiup kencang. Nah, ini upacara itu mengadopsi pertanda seseorang yang meninggalkan kita," tuturnya.



Baca terus fokusΒ Jelajah Australia, dan ikutiΒ Hidden Quiz-nya!
Halaman 2 dari 1
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads