Meskipun pengamanan diperketat di wilayah Sharm el-Sheikh usai insiden yang terjadi pada 31 Oktober itu, seperti dilaporkan CNN, Rabu (11/11/2015), petugas keamanan di beberapa hotel dan pusat perbelanjaan menggunakan alat pendeteksi bom yang sama, yang dilarang oleh otoritas Inggris.
Alat pendeteksi bom yang dimaksud terdiri atas pegangan plastik dengan antena yang menonjol. Alat ini menyerupai bentuk ADE 651, alat pendeteksi bom palsu yang dijual di negara-negara Timur Tengah dan wilayah lainnya oleh seorang penipu asal Inggris. Kepolisian Inggris menyebut alat yang tidak memiliki komponen elektronik di dalamnya tersebut, sebenarnya merupakan alat pencari bola golf yang labelnya sudah dilepas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar keamanan yang berbasis di Inggris dan telah bekerja untuk militer Inggris selama 24 tahun, Paul Biddiss menyebut alat pendeteksi bom yang digunakan beberapa petugas keamanan di Sharm el-Sheikh merupakan jenis peralatan palsu yang tidak berfungsi untuk mendeteksi bom.
"Itu rongsokan. Itu tidak bekerja. Tidak ada sains di baliknya," sebut Biddiss.
![]() |
Saat dimintai tanggapan terkait hal ini, juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan pihaknya telah membahas masalah ini dengan otoritas Mesir. "Kami akan terus menanyakan isu ini dan mengungkapkan kekhawatiran kami atas penggunaan alat ini," ucap juru bicara tersebut.
Dilaporkan CNN bahwa alat pendeteksi bom yang palsu itu digunakan oleh petugas keamanan di sedikitnya dua hotel dan dua pusat perbelanjaan yang ada di kawasan Sharm el-Sheikh. Salah satu manajemen hotel tidak menjawab pertanyaan langsung soal alat pendeteksi bom yang digunakan. Mereka hanya menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama secara erat dengan otoritas setempat untuk meningkatkan keamanan usai jatuhnya pesawat Metrojet. (nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini