"Barnaby Joyce (Menteri Pertanian Australia) juga pernah bilang sama kita 'Kami tak akan sanggup memenuhi kebutuhan Indonesia'," tutur Konsul Jenderal RI di Darwin, Andre Omer Siregar, saat berbincang di KJRI Darwin pada Selasa (1/9/2015)Β dengan 2 media Indonesia, termasuk detikcom yang ke Australia atas undangan Australia Plus ABC International.
Β
Australia, diakui Andre, kewalahan memenuhi kebutuhan sapi Indonesia, yang penduduknya 10 kali lipat dari Australia, apalagi memenuhi permintaan dari China. Namun, bila Indonesia hendak swasembada mengembangkan peternakan breeding sapi, Australia dan para peternaknya siap membantu.
"Ini peluang buat Indonesia-Australia, look, we look for a partnership sekarang dengan Kalimantan Timur, mereka itu ada sistem, namanya itu sapi sawit. Mereka ada sapi dan kelapa sawit, dan itu suatu metode yang baru, the next 3 years, kita lebih banyak jumlah sapi. Jadi kita bukan hanya mikir beli impor sapi sekarang, tapi berpikir 5 tahun ke depan itu, sapi itu dari mana," tutur Andre.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar 11.000 ekor untuk breeding. Tujuannya memperbanyak jumlah sapi mereka. Makanya mengimpor sapi indukan. Sapinya sudah mulai dikirim sejak September 2015 ini," tutur Arinta.
Pemprov Kaltim juga meminta pada NT untuk memberikan pelatihan pada peternaknya, dan memberikan asistensi dari sisi infrastruktur.
"Ahli dari Australia yang ke Kaltim. Halangannya untuk breeding di Indonesia, kadang kurang pakan, sehingga bisa menyebabkan reproduksi sapi menjadi tertutup," tutur Arinta kala berbincang di Indonesian Garden, Charles Darwin University, pada Kamis (3/9/2015).
Bahkan, Asosiasi Peternak NT sejak 2012 sudah mengundang mahasiswa peternakan belajar di NT, dari belajar, melihat dan bekerja di peternakan NT.
"Sudah sejak 2012, hingga 2015 ini sudah ada sekitar 54 alumni. Kadang host peternaknya juga pergi ke Indonesia untuk lihat peternakan sapi, meningkatkan pemahaman," tutur Arinta.
Peternak Australia dan pemerintah Australia sendiri sangat tidak berkeberatan agar Indonesia bisa berswasembada sapi sendiri, mengembangkan peternakan sapi indukan (breeding) dengan cara transfer ilmu.Β Β Β Β
"Mereka mengatakan 'We can not feed you guys, karena jumlah penduduk Indonesia banyak'. Mereka percaya ada pasar untuk semua orang dan tak keberatan transfer ilmu..," tuturnya.
Arinta mengatakan isu impor sapi di Indonesia, meski bukan kebutuhan pokok, menjadi sangat ramai. "Memang bukan kebutuhan pokok, tapi kan daging sapi buat bakso, dan orang Indonesia kan senang sekali makan bakso," tuturnya.
Baca terus fokusΒ Jelajah Australia, dan ikutiΒ Hidden Quiz-nya!
Halaman 2 dari 1











































