"Saya pikir kita semua tahu bahwa kita adalah dua negara bertetangga, tapi tetangga yang canggung. Saya pikir itu karena perbedaan budaya dua negara. Saya pikir kita harus mengenali perbedaan-perbedaan itu, dan kita butuh untuk menghargainya, merayakannya dan menikmatinya," jelas Presiden Australia Indonesia Business Council (AIBC), Debnath Guharoy.
Debnath diwawancara detikcom dan RCTI - yang ke Australia atas undangan Australia Plus ABC International- di Melbourne pada akhir September 2015 lalu. Debnath mengatakan bahwa perbedaan budaya adalah tantangan yang besar, bagaimana mengasosiasikan risiko dengan Indonesia yang harus pebisnis Australia selesaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila ada hal-hal yang sulit diatasi, imbuh Debnath, maka dialog lebih penting.
"Karena begitu kita mengerti satu sama lain, kita bisa menyelesaikan masalah apa saja," tuturnya.
AIBC dan organisasi saudaranya, Indonesia Australia Business Center (IABC) yang jelas akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dari kedua belah pihak, dari sisi bisnis.
"Kemudian, meningkatkan pengertian saja tidak cukup, kita harus bicara, kita harus menjalankan apa yang sudah dikatakan, membuat bisnis itu menjadi nyata, dan bukan cuma berbicara bagaimana melakukan bisnis. Dan itu berarti membuat ide-ide, kesempatan, proyek, dan orang kami bisa bekerja sama dengan orang Anda secara setara bersama-sama di masa yang akan datang," jelas dia.
Berkaitan dengan Mendag Andrew Robb yang datang membawa 200 pebisnis, Debnath mengatakan,"Kami mendukung pemerintah, membantu pebisnis terhubung dengan orang-orang yang tepat. Menghubungkan orang-orang untuk membuat bisnis berjalan, itu fokus kami di Yogyakarta."
Baca terus fokus Jelajah Australia, dan ikuti Hidden Quiz-nya! (nwk/hen)