Dalam wawancara dengan media setempat, New York Post dan dilansir AFP, Selasa (20/10/2015), hacker yang menyebut dirinya sebagai pelajar sekolah menengah AS ini menjelaskan aksinya. New York Post menyebut hacker ini yang pertama menghubungi kantornya.
Menurut hacker ini, akun email pribadi Brennan berisi sejumlah dokumen sensitif, termasuk dokumen pengajuan izin keamanan setebal 47 halaman. Melalui akun Twitternya @phphax, hacker ini mengejek otoritas AS dan menunjukkan foto-foto dokumen rahasia pemerintah yang sudah disunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan juru bicara DHS menuturkan: "Kami menyadari laporan media ini, namun bagaimanapun juga sesuai kebijakan, kami tidak mengomentari urusan keamanan pribadi Menteri."
Media setempat CNN melaporkan bahwa kasus ini tengah diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI) dan juga Secret Service AS.
Kepada New York Post, hacker ini mengaku bukan seorang muslim, namun dia menentang kebijakan luar negeri AS dan mendukung Palestina. Itulah yang menjadi salah satu alasannya melakukan peretasan ini. Sedangkan kepada CNN, hacker ini mengaku memiliki motif politik dan juga niat untuk mempermalukan pemerintah.
"John dan Jeh sama-sama orang besar dan pejabat tinggi, jadi maksud saya, jika kita meretas mereka, mereka akan malu. Tapi sebenarnya ini dipicu karena pemerintah membunuh orang tidak berdosa, mereka juga mendanai (Israel) untuk membunuh orang tak berdosa," tuturnya. (nvc/ita)











































