Hacker Remaja Retas Email Pribadi Direktur CIA

Hacker Remaja Retas Email Pribadi Direktur CIA

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 20 Okt 2015 13:13 WIB
Ilustrasi (Pawel Kopczynski/REUTERS)
Washington - Remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah di Amerika Serikat mengaku meretas email pribadi Direktur Badan Intelijen AS (CIA), John Brennan. Hacker remaja ini mengklaim mencuri sejumlah dokumen sensitif, termasuk dokumen sangat rahasia untuk izin keamanan.

Dalam wawancara dengan media setempat, New York Post dan dilansir AFP, Selasa (20/10/2015), hacker yang menyebut dirinya sebagai pelajar sekolah menengah AS ini menjelaskan aksinya. New York Post menyebut hacker ini yang pertama menghubungi kantornya.

Menurut hacker ini, akun email pribadi Brennan berisi sejumlah dokumen sensitif, termasuk dokumen pengajuan izin keamanan setebal 47 halaman. Melalui akun Twitternya @phphax, hacker ini mengejek otoritas AS dan menunjukkan foto-foto dokumen rahasia pemerintah yang sudah disunting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain meretas email pribadi Brennan, hacker ini juga mengklaim menargetkan Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) Jeh Johnson, dengan mengakses provider internet dan menguping kotak suaranya. Klaim ini belum dipastikan kebenarannya. Baik CIA maupun pihak DHS enggan berkomentar banyak soal hal ini. Kepada New York Post, CIA menyatakan telah menyerahkan permasalahan ini kepada otoritas berwenang.

Sedangkan juru bicara DHS menuturkan: "Kami menyadari laporan media ini, namun bagaimanapun juga sesuai kebijakan, kami tidak mengomentari urusan keamanan pribadi Menteri."

Media setempat CNN melaporkan bahwa kasus ini tengah diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI) dan juga Secret Service AS.

Kepada New York Post, hacker ini mengaku bukan seorang muslim, namun dia menentang kebijakan luar negeri AS dan mendukung Palestina. Itulah yang menjadi salah satu alasannya melakukan peretasan ini. Sedangkan kepada CNN, hacker ini mengaku memiliki motif politik dan juga niat untuk mempermalukan pemerintah.

"John dan Jeh sama-sama orang besar dan pejabat tinggi, jadi maksud saya, jika kita meretas mereka, mereka akan malu. Tapi sebenarnya ini dipicu karena pemerintah membunuh orang tidak berdosa, mereka juga mendanai (Israel) untuk membunuh orang tak berdosa," tuturnya. (nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads