Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus akan mengunjungi AS pada 22-27 September mendatang. Paus akan memberikan khotbah di area terbuka di Philadelphia, setelah mengunjungi Washington dan New York. Demikian seperti dilansir AFP, Rabu (16/9/2015).
Melalui buletin intelijen gabungan edisi 14 Agustus, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan FBI mengungkapkan penangkapan remaja berusia 15 tahun yang tidak disebut identitasnya. Namun tidak disebutkan secara jelas bahwa target serangannya adalah Paus Fransiskus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak di bawah umur ini mendapat instruksi bahan peledak dan menyebarkan instruksi ini melalui media sosial," imbuh pernyataan tersebut.
Media AS, ABC News mengutip sumber yang menyebut pembesar asing itu merujuk pada Paus Fransiskus. Disebutkan juga oleh ABC News, remaja itu ditangkap di dekat Philadelphia.
Pada Minggu (13/9), Ketua Komisi Keamanan Dalam Negeri pada Parlemen AS, Michael McCaul menuturkan bahwa otoritas AS telah menggagalkan ancaman terhadap Paus Fransiskus. "Kami mengawasi dengan ketat setiap ancaman terhadap Paus (Fransiskus) yang akan berkunjung ke Amerika Serikat. Kami telah menggagalkan satu kasus," tutur McCaul kepada acara ABC's 'This Week'.
Kunjungan Paus Fransiskus memberikan tantangan keamanan tersendiri bagi otoritas AS, yang ditugasi untuk melindungi pemimpin religius yang gemar menyapa langsung kerumunan orang ini. Sekitar 2 juta orang diperkirakan akan hadir dalam khotbah Paus Fransiskus di luar Philadelphia Museum of Art. (nvc/ita)