Dalam rekaman audio yang beredar di internet, seperti dilansir Reuters, Kamis (10/9/2015), Zawahri menyatakan: "Kami tidak mengakui khalifah ini."
Pernyataan tersebut merujuk pada ISIS. Namun tidak diketahui pasti kapan rekaman audio dibuat, meskipun berbagai informasi menyebut pernyataan ini direkam sejak 8 bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun ISIS dan Al-Qaeda tidak akur, namun Zawahri menyatakan masih ada ruang untuk kerja sama antara kedua kelompok jika merujuk pada pertempuran melawan negara-negara Barat.
"Terlepas dari kesalahan besar (ISIS), jika saya ada di Irak atau Suriah, saya akan bekerja sama dengan mereka dalam membunuh pasukan salib dan kaum sekuler dan Syiah meskipun saya tidak mengakui legitimasi wilayah mereka, karena persoalannya lebih besar dari itu," tegas Zawahri.
Zawahri tidak menjelaskan lebih lanjut soal pernyataannya tersebut. Namun pernyataan ini meningkatkan kemungkinan kerja sama antara ISIS dengan Al-Qaeda, yang notabene merupakan pedahulunya di Irak.
Jika benar kerja sama ini terjadi, maka perjuangan menegakkan stabilitas di Timur Tengah akan semakin sulit. Al-Qaeda dikenal ahli dalam pengeboman besar-besaran, sedangkan ISIS banyak memfokuskan pada perebutan wilayah untuk dijadikan bagian dari Daulah Islamiyah miliknya. (nvc/try)