"Kami tidak tahu seberapa banyak lahan yang akan terkena imbasnya, seberapa banyak air yang akan kita dapat," ungkapnya dalam konferensi pers seperti dilansir CNN, Sabtu (29/8/2015).
Scott menyatakan, datangnya banjir merupakan kehawatiran terbesarnya, terutama di daerah Tampa yang sudah sempat terkena badai beberapa waktu lalu. US National Hurricane Center menyatakan pada Jumat (28/8) pukul 02.00 waktu setempat, Badai Erika berada sekitar 60 mil barat daya dari Santo Domingo, Republik Dominika. Pusat Badai AS tersebut menyebut wilayah Dominika telah dilanda hujan lebat dan angin kencang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah bertahun-tahun sejak kami dilanda badai, pikirkan berapa banyak orang yang berpindah ke negara kita dan bahkan belum pernah mengalami badai," ujar Scott.
Badai sebenarnya diperkiran akan melemah pada Jumat sore dan malam dengan sedikit perubahan kekuatan setelah Sabtu (28/8) malam. Namun US National Hurricane Center mengatakan kondisi seperti ini tidak stabil dan bisa berubah dalam beberapa hari mendatang.
"Erika sangat sulit dilacak. Sudah sangat tidak terorganisir sehingga sangat sulit mendapatkan pegangan kemana tepatnya badai ini akan pergi," jelasย metereologi CNN, Jennifer Gray.
Pemerintah AS sebenarnya telah menghentikan peringatan badai tropis di Pulau Virginia. Namun otoritas penjaga pantai AS memperingatkan pada Kamis (27/8) bahwa kemungkinan angin kencang akan melanda Florida Selatan dalam waktu 72 jam. Badai Erika sendiri terakhir menghantam Florida pada akhir tahun 2015.
Sementara itu menurut Perdana Menteri Dominika, Roosevelt Skerrit menyebutkan badai Erika telah merusak seluruh pulau dengan banjir menyapu jalan dan desa-desa. Ada 12 orang yang dinyatakan tewas dan lebih dari 20 lainnya masih hilang. Ia pun menyatakan keprihatinan khusus bagi warga yang terkena longsor di Petite Savanne. Regu penyelamat belum bisa menjangkaunya.
"Banyak yang dikhawatirkan hilang," tutur Skerrit.
Pihak berwenang setempat berfokus pada upaya pencarian dan penyelamatan. Negara-negara lain di kawasan menyediakan helikopter dan bantuan-bantuan lainnya. Untuk kerugian dari infrastruktur yang rusak di wilayahnya, kata Skerrit, akan dipikirkan nanti. Namun diperkirakan perlu puluhan juta dolar untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
"Biasanya Anda hanya memiliki kerusakan di satu wilayah tertentu, tapi kali ini mengelilingi pulau yang lebar," ucapnya.
Skerrit seperti dilansir dari AFP, Sabtu (28/9), memposting cuplikan dari Petite Savanne. Dalam video tersebut menunjukkan getar dari udara akibat badai. Juga terlihat sebuah sungai besar berlumpur gelap yang turun ke bawah dari bukit berkabut.
"Akses reguler ke Petite Savanne benar-benar terputus. Telekomunikasi juga tidak berfungsi di sana," tulis Skerrit dalam akun twitternya seperti dikutip AFP.
Ia juga memposting gambar yang memperlihatkan jalan-jalan kebanjiran dan pantai, lapangan dipenuhi puing-puing jalan yang runtuh dan menyemburkan air.
Beberapa korban luka disebut telah diterbangkan ke RS di Ibukota Roseau. Ia meminta agar warga membantu pembersihan usai badai menerjang.
"Saya meminta warga untuk keluar membantu membersihkan jalan-jalan dan bangunan umum hari ini," cuitnya. (elz/hri)