Seperti dilansir Reuters, Senin (17/8/2015), para demonstran ini berkumpul di luar hotel yang menjadi tempat otoritas Tianjin memberikan konferensi pers kepada wartawan. Aksi ini digelar karena warga yang menjadi korban, merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat.
"Ini bukan unjuk rasa. Ini hanya cara kami untuk menarik perhatian pemerintah. Hingga sekarang, pemerintah sama sekali tidak memperhatikan kami," tutur salah satu warga yang berunjuk rasa, Li Jiao, yang rumahnya dekat dengan lokasi ledakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan personel kepolisian dan militer setempat berjaga-jaga di sekitar hotel dan melarang warga memasuki hotel. Warga yang berunjuk rasa meneriakkan 'beli kembali (rumah kami)' sembari membawa poster yang bertuliskan tuntutan mereka, seperti 'perbaiki rumah kami, itu tuntutan kami'. Dilaporkan tidak ada bentrokan yang terjadi antara demonstran dengan polisi maupun tentara yang mengawal mereka.
Sementara itu, dilansir Reuters, upaya pembersihan tengah dilakukan di lokasi kejadian, setelah Wakil Walikota Tianjin He Shusheng memastikan keberadaan 700 ton sodium sianida yang disimpan di kawasan pergudangan tempat ledakan terjadi. Media setempat, Beijing News menyebut kapasitas yang diizinkan hanya mencapai 24 ton bahan kimia jenis tersebut.
He menyebut, upaya pembersihan yang rumit dan sulit mulai dilakukan Senin (17/8) ini. Personel militer dan kepolisian bersama pakar kimia akan menyisir tumpukan kontainer dan melakukan pemeriksaan dengan radius 3 kilometer dari lokasi ledakan, untuk dan membersihkan bahan kimia sisa ledakan.
Sejauh ini, sodium sianida telah ditemukan di area sejauh 1 kilometer dari lokasi ledakan. Otoritas setempat memasang barikade pasir di area pusat seluas 100 ribu meter persegi, untuk mencegah adanya kebocoran sianida atau polusi kimia lainnya. (nvc/nrl)