Seperti dikutip dari BBC, Minggu (9/8/2015), puncak acara ditandai dengan pengucapan janji nasional serta menyanyikan lagu kebangsaan oleh warga Singapura. Singapura menjadi negara independen ketika ia dikeluarkan dari Federasi Malaysia saat kerusuhan sosial melanda pada tahun 1966.
Dalam 50 tahun, negara bekas jajahan Inggris ini telah mengubah dirinya menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Namun menurut kritikus, perkembangan pesar itu juga dibarengi dengan kontrol ketat pada kebebasan berpendapat dan berpolitik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang mahasiswa bernama Yang Jie Ling mengatakan pada kantor berita Reuters bahwa dalam 50 tahun ini Singapura telah mencapai begitu banyak hal. Dia ingin peringatan ulang tahun negaranya yang kecil itu akan selalu ia ingat selamanya.
"Ini merupakan 50 tahun (kemerdekaan) untuk negara kecil seperti kami (Singapura). Kami telah mencapai begitu banyak hal. Dan saya ingin peringatan ini dapat dikenang selamanya," ujarnya.
Pemerintah Singapura menetapkan libur nasional selama empat hari di ulang tahun Singapura ke-50 tahun. Akibatnya, terdapat antrian panjang di perbatasan Singapura dengan Malaysia pada akhir pekan ini.
Akan tetapi, sebanyak 26.000 orang telah memadati Padang yang merupakan pusat kota di Singapura. Tempat tersebut menjadi lokasi utama perayaan hari kemerdekaan sejak 1966.
Tahun ini, penghargaan khusus untuk mendiang Lee Kuan Yew diberikan lewat parade kemerdekaan. Lee memimpin Singapura menjadi negara merdeka dan menjadi perdana menteri hingga tahun 1990. Dia wafat pada bulan Maret tahun ini.
Rekaman saat Lee Kuan Yew membacakan proklamasi kemerdekaan diputar di radio dan TV pada pukul 09.00 waktu setempat. Dalam upacara peringatan, sejumlah tamu tampak menyeka air mata ketika sesi dedikasi ke Lee Kuan Yew.
Dalam pidatonya di malam perayaan ulang tahun Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, putra Lee Kuan Yew mengatakan bahwa negara dan masyarakat berterima kasih kepada orang yang telah berjasa hingga Singapura bisa sampai 50 tahun.
"Kita berada di sini, pada 50 tahun ini. Kita melihat kembali dan mengagumi serta kita berterima kasih kepada orang-orang yang membuat ini (kemerdekaan) terjadi," ujar Lee Hsien Loong. (yds/imk)