Pejabat-pejabat China mengatakan, Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) merekrut warga muslim Uighur, etnis minoritas asal Xinjiang dan melatih mereka bersama para ekstremis di Suriah dan Irak, dengan niat untuk kembali ke China melakukan jihad.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (5/8/2015), ancaman teror para militan kini tumbuh lebih kompleks dan parah. Usai serangan teroris 11 September 2001 di AS, kelompok ETIM dianggap Washington sebagai kelompok teror.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Statemen tersebut disampaikan pada Selasa, 4 Agustus malam waktu setempat usai pertemuan antara Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Guoping dan Tina Kaidanow selaku Duta Besar Khusus untuk Biro Kontraterorisme Departemen Luar Negeri AS.
Disebutkan kementerian, AS dan China juga sepakat untuk memerangi terorisme maya dan ekstremisme keji serta meningkatkan pertukaran intelijen antiterorisme.
Beberap tahun terakhir, ratusan, bahkan mungkin ribuan warga Uighur, telah melintasi perbatasan China secara ilegal untuk menuju Turki via Asia Tenggara.
Menurut kelompok-kelompok HAM, para migran muslim tersebut melarikan diri dari kekerasan etnis di Xinjiang dan ketatnya kendali China atas agama dan budaya mereka.
Ratusan orang dilaporkan telah tewas dalam berbagai serangan di Xinjiang selama tiga tahun terakhir. Otoritas Beijing menyalahkan para militan Uighur atas serangan-serangan tersebut. (ita/ita)











































