Seperti dilansir Reuters, Kamis (2/7/2015), bentrokan ini berawal dari serbuan puluhan militan setempat ke sejumlah pos keamanan militer Mesir. Jet tempur F-16 dan helikopter Apache milik militer Mesir dikerahkan untuk melawan militan tersebut.
Dalam pernyataannya, militer Mesir bersumpah tidak akan menghentikan operasinya sebelum seluruh wilayah bersih dari teroris. Pada Rabu (1/7) malam waktu setempat, juru bicara militer Mesir menyatakan situasi di Sinai Utara sudah berhasil dikuasai 100 persen. Sumber keamanan dan saksi mata menuturkan, pengeboman via udara terhadap target-target militan setempat terus dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan militer Mesir menyebut, bentrokan ini terkonsentrasi di kota Sheikh Zuweid dan Rafah. Menurut militer Mesir, militan menggunakan bom mobil dan berbagai macam senjata dalam serbuannya. Diduga, militan ini berusaha menguasai kota Sheikh Zuweid.
"Kami menghadapi mereka dan mematahkan serangan," ucap salah satu sumber keamanan Mesir.
Kepada televisi nasional Mesir, juru bicara militer Mesir menyatakan sejumlah militan berhasil ditangkap hidup-hidup.
Dalam keterangan terpisah, militan Sinai Province yang telah menyatakan sumpah setia kepada ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Sinai Province mengklaim pihaknya menyerang lebih dari 15 pos keamanan dan melakukan tiga serangan bom bunuh diri. (nvc/asp)











































