Seperti dilansir news.com.au, Selasa (23/6/2015), titik cahaya yang cukup terang dan berwarna putih itu terdeteksi di permukaan planet kerdil Ceres sejak lama. Para ilmuwan tengah berusaha memecahkan misteri titik cahaya itu selama 10 tahun terakhir, namun hingga kini belum juga berhasil.
Ceres merupakan objek terbesar dalam sabuk asteroid di tata surya kita. Benda angkasa ini menyerupai planet kecil, namun tidak memenuhi kriteria sebagai planet. Foto citra terbesar yang menunjukkan titik cahaya di Ceres ini dijepret dari pesawat luar angkasa Dawn milik NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ilmuwan masih mempertimbangkan beberapa opsi pemicu titik cahaya itu. Namun sejauh ini, diyakini bahwa titik cahaya itu dipancarkan oleh material yang bersifat memantulkan cahaya, seperti es atau garam.
"Pemetaan infra merah Dawn yang jelas, memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi keberadaan mineral di Ceres, dengan melihat bagaimana cahaya dipantulkan," demikian bunyi pernyataan NASA.
"Setiap mineral memantulkan serangkaian gelombang panjang sinar infra merah dengan cara yang unik, dan hal ini membantu para ilmuwan untuk menentukan komponen Ceres," imbuh pernyataan itu.
Teori lainnya menyebut titik cahaya itu berasal dari gunung berapi, atau geyser, semacam air mancur panas yang langka yang memuntahkan air ke atas.
"Permukaan Ceres mengungkapkan banyak hal menarik dan unik. Contohnya, bulan-bulan dingin di luar sistem tata surya memiliki kawah dengan lubang pusat, tapi lubang pusat di kawah besar yang dimiliki Ceres lebih umum. Hal ini dan yang lainnya akan membuat kita memahami bagaimana struktur dalam Ceres yang tidak bisa kita rasakan secara langsung," tutur Wakil Penyelidik pada misi Dawn, Carol Raymond. (nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini