Penembakan di gereja Emanuel AME, Charleston memicu seruan sejumlah pihak untuk menyebut serangan itu sebagai terorisme. Terlebih karena adanya sejarah panjang kekerasan rasial di AS.
"Radikalisme bisa datang dalam banyak bentuk yang berbeda. Salah satunya bisa sebagai muslim pendukung ISIS, dan lainnya seorang rasis sayap kanan," tutur Max Abrams, profesor ilmu politik di Northeastern University, Boston.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada disampaikan Richard Cohen, direktur organisasi Southern Poverty Law Center.
"Sejak 9/11 (serangan teroris 11 September 2001 di New York -red), negara kita telah terpaku pada ancaman terorisme jihad. Namun tragedi mengerikan di Emanuel AME mengingatkan kita bahwa ancaman terorisme yang tumbuh di dalam negeri adalah sangat nyata," kata Cohen.
Penembakan yang terjadi pada Rabu (17/6) malam waktu setempat itu, disebut sebagai serangan terburuk di tempat ibadah AS dalam kurun waktu 24 tahun. Kepolisian setempat menyatakan penembakan ini sebagai kejahatan karena kebencian bermotif rasial.
Gereja Emanuel AME merupakan salah satu gereja terbesar dan tertua bagi warga kulit hitam di wilayah tersebut. Gereja yang selesai dibangun pada tahun 1891 itu dianggap sebagai gedung yang sangat bersejarah. Penembakan ini mengingatkan pada pengeboman di gereja Afrika-Amerika di Birmingham, Alabama, yang menewaskan empat anak perempuan pada tahun 1960-an silam.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini