Wee Ying Peony (12) ditemukan tewas pada Jumat (5/6) dan jenazahnya kemudian dibawa ke base camp di Taman Sabah pada Jumat malam. Selain itu, sebanyak 8 siswa dan 2 orang guru masih belum diketahui nasibnya.
Wee Ying Peony bersama 28 orang temannya berada di Gunung Kinabalu dalam rangka perjalanan ke luar negeri untuk belajar yang diselenggarakan pihak sekolah. Demikian dilansir Bernama, Minggu (7/6/2015).
Β
Kunjungan itu dinamakan 'Omega Challenge. Dalam blog perjalanan terebut, tulisan terakhir dibuat pada tanggal 4 Juni 2015 dengan judul 'Reached! Pendant Hut'. Di situ digambarkan bahwa pendakian menuju Pendant Hut sangat melelahkan namun semua siswa berhasil mencapainya.
"Mereka menyemangati satu sama lain. Mereka membantu temannya untuk mengambil kembali botol minum dari tasnya. Mereka mengecek kondisi satu sama lain dengan bertanya 'apa kabarmu?', 'apakah kamu baik-baik saja?'. Mereka bekerja dengan efektif dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan. Akhirnya, mereka bisa mencapai Pendant Hut. Bersama-sama," demikian bunyi tulisan di blog itu.
Tulisan tersebut diakhiri dengan pernyataan bahwa rombongan akan menghadapi tantangan berikutnya yaitu Via Ferrata. Orangtua dari siswa yang hilang mengatakan pada media bahwa para siswa itu terjebak di rute Via Ferrata.
Banyak pendaki yang tertarik dengan rute menantang tersebut di mana kabel, anak tangga logam dan jembatan diatur sedemikian hingga untuk membantu orang naik. Ada juga laporan dari pendaki lainnya terdampar di sana karena gempa.
Ini bukan pertama kali sekolah dasar mengadakan perjalanan pembelajaran ke Gunung Kinabalu. Berdasarkan keterangan dari majalah sekolah yang diterbitkan tahun lalu, Omega Challenge adalah bagian dari program khusus yang didesain untuk siswa dengan jiwa kepemimpinan dan juga ketua tim olahraga.
Siswa dan guru dari Fuchun Secondary and Greenridge Secondary School juga berada di Gunung Kinabalu saat kejadian. Semua peserta rombongan sudah kembali dengan selamat ke Singapura pada Sabtu (6/6). Rombongan Greenride terdiri dari 32 siswa dan 4 guru sementara rombongan Fuchun terdiri dari 26 siswa dan 4 orang guru.
SAR Malaysia menyebut total korban sebanyak 19 orang. Tim SAR tidak mengharapkan ada jenazah lain yang ditemukan karena semua pendaki yang hilang sudah dicatat.
(imk/hat)