Tenggelamnya kapal pesiar China di perairan Sungai Yangtze berlangsung sangat cepat. Bahkan saat kejadian, banyak para penumpang tengah tertidur pulas karena insiden itu terjadi sekitar pukul 21.30 waktu setempat.
Hal ini diungkapkan salah seorang penumpang yang selamat dalam musibah yang terjadi pada Senin, 1 Juni malam tersebut. Dikatakan Zhang Hui kepada kantor berita resmi China, Xinhua, badai tornado dan hujan deras menghantam kapal dengan begitu kuat hingga menyebabkan air masuk ke kabin-kabin. Kapal pun mulai miring hingga mencapai sudut 45 derajat. Botol-botol kecil menggelinding jatuh dari meja-meja di kabin Zhang.
"Kelihatannya kita dalam kesulitan," tutur Zhang saat itu kepada temannya. Menurut Zhang, kapal terbalik dalam waktu begitu cepat, dia hanya punya waktu sekitar 30 detik untuk mengambil jaket pelampung dan keluar dari kabinnya. Zhang pun loncat ke perairan Sungai Yangtze saat badai terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zhang yang tak bisa berenang, saat itu terapung-apung di air berkat jaket pelampung yang dipakainya. Dia sempat mendengar suara-suara penumpang lainnya, namun kemudian suara-suara tersebut menghilang. Setelah berjam-jam terombang-ambing, Zhang berhasil mencapai bibir pantai dan kemudian ditolong warga untuk dibawa ke rumah sakit.
Menurut media pemerintah CCTV, sejauh ini 18 jasad telah ditemukan oleh tim pencari dan penyelamat yang terus melakukan penyisiran di lokasi tenggelamnya kapal. Sementara baru 14 orang yang berhasil diselamatkan dalam musibah ini dan lebih dari 400 orang lainnya belum ditemukan. Sebagian besar penumpang adalah para turis China lanjut usia.
Saat kejadian, total 456 orang berada di atas kapal tersebut. Kapal yang bertolak dari kota Nanjing tersebut tengah berlayar menuju kota Chongqing ketika badai ganas melanda dan membalikkan kapal tersebut.
(Rita Uli Hutapea/Rita Uli Hutapea)