Dennis Hastert yang kini berusia 73 tahun, dijerat dakwaan melanggar Undang-undang Perbankan, karena membayar uang sebesar US$ 3,5 juta (Rp 46 miliar) kepada seseorang yang tidak disebut namanya, untuk menutupi masa lalunya. Pembayaran itu dilakukan sesaat sebelum dia terjun ke dunia politik.
Demikian dilaporkan media setempat, Los Angeles Times yang mengutip dua sumber pejabat penegak hukum federal yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Sabtu (30/5/2015).
Dua sumber yang dikutip Los Angeles Times menyatakan bahwa penyimpangan masa lalu Hastert ini murni bersifat seksual dan tidak berkaitan dengan jabatan publik yang diembannya.
Pembacaan dakwaan dalam kasus ini digelar pada Kamis (28/5) waktu setempat, yang menyebut korban yang disebut 'individu A', yang berjenis kelamin laki-laki, melaporkan bahwa kejahatan seksual itu terjadi ketika Hastert masih menjadi guru dan pelatih gulat di sebuah sekolah menengah. Korbannya disebut merupakan mantan murid Hastert.
"Terjadi sudah lama, zaman dulu. Tidak ada kaitannya dengan korupsi publik atau skandal korupsi. Ataupun dengan jabatannya," sebut salah satu pejabat penegak hukum, yang menolak menjelaskan secara umum dakwaan federal yang dijeratkan kepada Hastert di Chicago.
Sedangkan pejabat penegak hukum lainnya menuturkan kepada Los Angeles Times bahwa para penyidik sudah menanyai pria kedua yang juga melontarkan tudingan yang sama dengan pria pertama.
Media setempat lainnya, Washington Post melaporkan bahwa FBI dan Internal Revenue Service (IRS) memulai penyelidikan terhadap Hastert pada tahun 2013, atas dugaan rekayasa transaksi keuangan. "Dugaan merekayasa transaksi mata uang demi menghindari keperluan melapor," tulis Washington Post.
Selain dijerat dakwaan UU Perbankan, Hastert juga terancam dijerat dakwaan memberikan keterangan palsu kepada penyidik federal dalam interogasi pada Desember 2014 lalu. Hastert tercatat sebagai politikus Republik yang menjabat Ketua Parlemen AS paling lama, untuk periode tahun 1999-2007. Dia pensiun pada tahun 2007 dan menjadi pelobi ulung.
(Novi Christiastuti/Gagah Wijoseno)