Kerusuhan di Penjara Brasil Tewaskan 9 Napi, Termasuk 1 yang Dipenggal

Kerusuhan di Penjara Brasil Tewaskan 9 Napi, Termasuk 1 yang Dipenggal

Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Selasa, 26 Mei 2015 16:22 WIB
Kerusuhan di Penjara Brasil Tewaskan 9 Napi, Termasuk 1 yang Dipenggal
Ilustrasi
Brasilia - Kerusuhan maut antar sesama narapidana melanda sebuah penjara di Brasil dan diwarnai penyanderaan puluhan orang, termasuk pengunjung penjara. Sedikitnya 9 orang tewas, salah satu di antaranya dipenggal secara keji.

"Setelah 18 jam dilakukan negosiasi, pembangkangan berakhir," tutur juru bicara kepolisian setempat kepada AFP, Selasa (26/5/2015).

Kerusuhan ini terjadi di penjara Feira de Santana, yang berjarak 100 kilometer dari kota Salvador de Bahia. Insiden ini berawal pada Minggu (24/5) sore, ketika jam berkunjung keluarga digelar di kompleks penjara tersebut.

Kepolisian setempat menuturkan, para narapidana yang memberontak melakukan penyerangan brutal hingga menewaskan 8 orang sesama narapidana. Korban ke-9 tewas pada Senin (25/5), karena luka-luka yang dideritanya terlalu parah.

Para narapidana yang memberontak, mempersenjatai diri mereka dengan pisau. Mereka menyandera beberapa pengunjung, termasuk wanita dan anak-anak. Saat penyanderaan berlangsung, para narapidana menuntut untuk berbicara dengan komisi HAM lokal untuk membahas soal kondisi penjara.

Direktur penjara tersebut, Cleriston Leite menuturkan kepada media setempat G1, versi online dari jaringan televisi Globo, bahwa kerusuhan di dalam penjara dipicu oleh pertikaian antar sesama narapidana.

"Dipicu sengketa antara dua kelompok yang bermusuhan," sebutnya.

Otoritas penjara setempat menyebut penjara di Bahia ini merupakan penjara terbesar kedua di kota tersebut. Penjara ini menampung 1.467 tahanan, atau dua kali lebih banyak dari kapasitas resminya, yakni sebanyak 644 tahanan.

Kondisi di banyak penjara di Brasil yang memprihatinkan, sudah terlalu sering dikecam pemantau HAM internasional. Bahkan mereka menyebut kondisi penjara di Brasil seperti zaman abad pertengahan, yakni terlalu penuh sesak.

Namun kondisi yang tidak layak seperti itu sudah bukan hal asing bagi negara Amerika Latin. Biasanya selain karena kekurangan investasi, pengelolaan beberapa penjara sarat korupsi dan bahkan dikendalikan oleh geng kriminal setempat.

(Novi Christiastuti Adiputri/Rita Uli Hutapea)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads