Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan Malaysia dan Indonesia dalam pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia hari ini. Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi juga menyerukan semua organisasi non-pemerintah (NGO) untuk membantu para pengungsi Rohingya, meskipun mereka masuk ke negeri itu secara ilegal.
"Saya menyerukan semua NGO, dari semua ras dan agama untuk maju secara sukarela guna membantu para migran Rohingya ini," tutur Hamidi seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (20/5/2015).
Menteri Malaysia itu menyampaikan keprihatinannya atas kondisi para migran Rohingya di Malaysia dan menyebut situasi ini sebagai "krisis kemanusiaan yang menyentuh hati orang-orang di seluruh dunia".
Dikatakan Hamidi, sebagai menteri kabinet, dirinya memaklumi keprihatinan masyarakat akan respons pemerintah atas masalah pengungsi Rohingya ini.
"Meskipun mereka migran yang masuk ke negara ini secara ilegal dan melanggar aturan imigrasi, kondisi mereka hendaknya tidak diabaikan," tutur Hamidi.
"Para migran Rohingya ini diperdagangkan secara sukarela menyusul pembayaran yang diberikan kepada sindikat," tandasnya.
Pekan lalu, total 1.158 warga Bangladesh dan Rohingya asal Myanmar tiba secara ilegal di Pulau Langkawi, Malaysia. Ini tercatat sebagai masuknya imigran gelap terbesar di negeri Jiran itu.
Dikatakan Hamidi, pemerintah akan bekerja sama dengan NGO manapun ataupun individu-individu yang ingin membantu para Rohingya yang tiba di Langkawi pada 10 Mei tersebut.
(Rita Uli Hutapea/Rita Uli Hutapea)











































