Otoritas Mesir Batasi Kaum Wanita Pergi ke Turki

Otoritas Mesir Batasi Kaum Wanita Pergi ke Turki

Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Senin, 18 Mei 2015 18:42 WIB
Otoritas Mesir Batasi Kaum Wanita Pergi ke Turki
Ilustrasi
Kairo - Otoritas Mesir memberlakukan pembatasan bagi warganya yang bepergian ke Turki, terutama kaum wanita. Aturan ini diterapkan setelah otoritas Mesir memberlakukan pembatasan yang sama bagi warga pria untuk menghentikan mereka bergabung dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Dengan adanya pembatasan ini, maka setiap wanita yang berusia 18-40 tahun kini memerlukan izin keamanan sebelum pergi ke Turki. Demikian disampaikan seorang pejabat senior kepolisian setempat kepada AFP, Senin (18/5/2015). Tidak disebut lebih lanjut alasan pembatasan ini.

"Izin keamanan bisa didapatkan dalam waktu 72 jam, dan ini diwajibkan bagi semua wanita yang berpergian ke negara ini (Turki)," tutur pejabat kepolisian tersebut.

Secara terpisah, seorang pejabat bandara Kairo menyebut bahwa aturan pembatasan ini mulai berlaku pada Kamis (21/5) mendatang.

Pada Maret lalu, otoritas Islamis Mesir, Dar al-Ifta memperingatkan wanita di negara tersebut untuk tidak menikah dengan anggota ISIS, terutama lewat internet. Setelah itu, anggota ISIS kebanyakan merayu wanita-wanita Mesir agar pergi ke wilayah ISIS, seperti Suriah maupun Irak.

Untuk bisa masuk ke Suriah, perbatasan Turki menjadi salah satu jalur darat yang paling mudah ditempuh. Tidak sedikit kasus yang terjadi, yakni mereka yang bepergian ke Turki biasanya berakhir di Suriah.

Sementara itu, aturan pembatasan bagi warga pria di Mesir mulai diberlakukan pada Desember 2014 lalu. Tidak hanya untuk kunjungan ke Turki, warga pria di Mesir juga wajib mendapat izin keamanan untuk pergi ke Libya, yang masih marak dilanda serangan militan.

Hubungan Mesir dengan Turki semakin memburuk sejak presiden Mohamed Morsi, yang merupakan sekutu penting Turki, digulingkan oleh militer pada tahun 2013 lalu. Mesir menuding pemerintah Turki mendukung terorisme, sedangkan Turki berulang kali menyebut penggulingan Morsi sebagai kudeta.

Penjatuhan vonis mati terhadap Morsi oleh pengadilan Mesir pada Sabtu (16/5) semakin memperburuk hubungan kedua negara. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras vonis mati dan menyebut Mesir telah kembali ke zaman kuno, merujuk pada zaman kepemimpinan Firaun yang berakhir sekitar dua ribu tahun lalu.

Yang terbaru, juru bicara kepresidenan Turki mengingatkan Mesir bahwa Timur Tengah akan masuk dalam kekacauan, jika vonis mati terhadap Morsi dan para figur Ikhwanul Muslimin lainnya benar dilaksanakan.

(Novi Christiastuti Adiputri/Nograhany Widhi K)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads