Menurut Kepolisian Wilayah York, Kanada, sejauh ini sudah 19 korban termasuk anak-anak dan remaja yang diidentifikasi. Foto-foto mereka didistribusikan di 17 negara termasuk Australia, Inggris, Belanda dan Rusia.
"Para pelaku terlihat seperti orang-orang yang dipercaya korban, juga para predator online yang memaksa korban membuat material seksual anak," ujar Inspektur Kepolisian Tim Kelly pada konferensi pers seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan FBI serta kepolisian Kanada, Royal Canadian Mounted Police (RCMP) bekerja sama dalam penyelidikan kasus ini. Hasil kerja sama tersebut salah satunya adalah penangkapan seorang pria berumur 24 tahun di Moncton, New Brunswick, Kanada yang memperdaya anak-anak laki-laki secara online dengan berpura-pura menjadi remaja putri.
Menurut pejabat RCMP, Jullie Rogers-Marsh, pria tersebut menghubungi anak laki-laki di Kanada, AS, Inggris dan Rusia lewat video chat langsung di situs-situs media sosial.
"Dia menggunakan video seorang remaja putri yang tampak asli dan membujuk anak laki-laki untuk membuka baju dan melakukan aksi seks yang kemudian direkamnya dan disebarkan via Internet," tutur Rogers-Marsh.
Dikatakannya, sebanyak 2 ribu anak laki-laki diduga telah menjadi korban pria tersebut dan mereka mungkin tidak menyadarinya.
(ita/ita)