Sudah bertahun-tahun pakar gempa memprediksi gempa besar akan terjadi di kawasan Himalaya, antara India dan Nepal. Prediksi itu terjadi pada Sabtu (25/4) lalu dengan besaran 7,9 SR. Kini, setelah di Nepal, di mana lagi gempa dengan besaran yang sama atau lebih akan terjadi?
"Tempat di mana Anda akan benar-benar bergidik karena memikirkan apa yang akan terjadi adalah Teheran-Iran, Karachi-Pakistan, Padang-Indonesia dan Lima-Peru," jelas Brian Tucker, Presiden GeoHazards, seperti dilansir TIME edisi Senin (27/4/2015).
Tucker menambahkan, negara tersebut plus AS, Selandia Baru, Jepang, Turki (di kawasan Istanbul) dan Chile memang memiliki risiko tinggi akan gempa karena negara-negara tersebut dilalui lempeng tektonik yang berada di bawah tekanan. Namun, negara maju seperti AS, Jepang, Turki dan Chile sudah mengambil langkap antisipasi dengan membangun gedung yang bisa beradaptasi dengan gempa juga mendidik warga sebagai langkah mitigasi bencana gempa bumi besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 2004, terjadi gempa 9,3 SR di Aceh dan menyebabkan tsunami yang menelan korban jiwa 230 ribu orang dan efek gempa yang luas. Para pakar gempa, termasuk di Indonesia, juga sudah memprediksikan akan ada gempa sangat dahsyat Megathrust di kawasan Sumatera.
Ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Danny Hilman pada Rabu, 11 April 2012 lalu, mengatakan para ahli gempa meramalkan megathrust akan terjadi di Pulau Siberut, Sumatera dengan besaran bisa mencapai 8,9 SR.
Pada 15 Oktober 2009, Direktur Earth Observatory of Singapore (EOS) Dr Kerry Sieh menyatakan, gempa bumi kolosal (sangat besar) diperkirakan akan menghantam Pulau Sumatera dalam waktu 30 tahun ke depan. Ahli ilmu bumi memperingatkan bahwa tsunami besar dan gempa bumi mematikan yang terjadi sebelumnya merupakan suatu peringatan.
"Kami memperkirakan akan terjadi dengan kekuatan 8,8 SR, kurang atau lebihnya sekitar 0,1 poin," ujarnya.
Sunda Megathrust atau zona subduksi antara Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia menyimpan potensi kebencanaan bagi masyarakat. Saat ini, kawasan di sekitar Selat Sunda termasuk yang rawan namun masyakarakat tidak perlu khawatir.
"Sunda Megathrust itu dari Aceh hingga Andaman. Sudah ada beberapa titik yang rilis energinya, yang dikhawatirkan sekarang kawasan di depan Selat Sunda yaitu sekitar pantai barat Sumatera dan selatan Jawa," kata peneliti geoteknologi LIPI Haryadi Permana dalam diskusi di Gedung BPPT, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Menurut Haryadi, kawasan itu dinilai rawan karena posisinya yang seperti leher botol. "Dia masuk ke selat kecil, celahnya kecil itu jadi air naiknya tinggi," imbuhnya.
(nwk/nrl)