Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/4/2015), kelima wartawan itu dilaporkan menghilang sejak Agustus 2014 lalu. Mereka meninggalkan kota Tobruk setelah meliput inaugurasi anggota parlemen terpilih dan menuju ke Benghazi.
Diketahui bahwa saat itu mereka menempuh perjalanan melalui Derna, wilayah yang rawan militan garis keras. Tidak disebut lebih lanjut identitas kelima wartawan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lima jasad dengan leher tergorok ditemukan di kawasan hutan Green Mountain," tutur Barrasi kepada Reuters, merujuk pada wilayah wilayah sepi penduduk di sebelah timur kota Benghazi.
Barrasi tidak menyebut leih lanjut kapan kira-kira kelima wartawan itu dibunuh. Media setempat melaporkan, kelima wartawan itu terdiri atas empat warga negara Liba dan satu warga negara Mesir. Mereka bekerja untuk Barqa TV, yang merupakan televisi Libya pendukung federalisme.
Secara terpisah, Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) yang berbasis di Brussels, Belgia menyebutkan, kelima wartawan itu diculik di salah satu wilayah ISIS di Libya dan dihabisi nyawanya baru-baru ini.
"Kami sangat terkejut dengan pembunuhan brutal ini," ucap Presiden IFJ, Jim Boumelha.
"ISIS bermaksud untuk menakuti, tapi kami hanya bisa merasakan kesedihan besar dan ke depannya ingin melihat pembunuh mereka bertanggung jawab atas kejahatan ini," imbuhnya.
Militan yang loyal terhadap ISIS memanfaatkan kekosongan keamanan di Libya, di mana dua kubu pemerintah dan parlemen mendukung kelompok bersenjata setempat untuk saling bertempur. Pemerintahan Libya yang diakui dunia internasional berbasis di wilayah timur semenjak ibukota Tripoli jatuh ke tangan musuhnya pada Agustus 2014 lalu. Inaugurasi anggota parlemen terpilih yang dipilih oleh wartawan-wartawan ini digelar di wilayah yang sama.
(nvc/ita)











































