Disebut Terkait Plot Teror, Pusat Komunitas Islam Australia Ditutup

Disebut Terkait Plot Teror, Pusat Komunitas Islam Australia Ditutup

- detikNews
Kamis, 23 Apr 2015 10:13 WIB
Disebut Terkait Plot Teror, Pusat Komunitas Islam Australia Ditutup
Ilustrasi
Melbourne - Sebuah pusat komunitas Islam di Melbourne, Australia terpaksa ditutup karena diduga terkait rencana serangan pada peringatan ANZAC Day. Lima pemuda yang ditangkap di Melbourne diyakini terkait dengan salah satu tokoh dari pusat komunitas tersebut.

Lebih dari 200 polisi Australia dikerahkan dalam operasi antiterorisme di Melbourne pada Sabtu (18/4) lalu. Operasi tersebut berhasil menggagalkan rencana serangan pada peringatan ANZAC Day yang merupakan salah satu peringatan nasional paling penting di Australia.

ANZAC kependekan dari Australian and New Zealand Army Corps, pasukan gabungan yang bertempur dalam Perang Dunia I di Gallipoli, kini wilayah Turki. Lebih dari 60 ribu tentara Australia dan Selandia Baru ditugaskan di sana pada tahun 1915, namun sebanyak 11.500 tentara tidak pernah kembali ke negaranya

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala pemerintahan negara bagian Victoria, Daniel Andrews menyatakan, lima pemuda yang ditangkap merupakan rekan Abdul Numan Haider, simpatisan ISIS yang ditembak mati tahun lalu, setelah dia menusuk polisi setempat. Semasa hidup, Haider diketahui sering datang ke Al-Furqan Islamic Centre di Melbourne.

Dalam pernyataan via situsnya, seperti dilansir Reuters, Kamis (23/4/2015), pihak Al-Furqan Islamic Centre menyatakan akan menutup kantornya segera. Hal ini dilakukan karena adanya pemberitaan media yang disebutnya melecehkan.

"Kami meyakini adanya pelecehan terus-menerus, tekanan dan fitnah terhadap pusat komunitas ini ... tindakan ini merupakan hal terbaik untuk melindungi komunitas lokal, anggota-anggotanya, dan komunitas muslim secara luas yang sering terkena dampak kampanye berbahaya," demikian pernyataan pihak Al-Furqan Islamic Centre.

Surat kabar Australia melaporkan, salah satu tokoh perekrut militan ISIS paling senior, Neil Prakash juga diketahui merupakan mantan komunitas Al-Furqan. Dalam videonya yang diposting online, Prakash mendorong para pendukung dan simpatisan ISIS untuk menyerang target di Australia.

Otoritas Australia mengirimkan ratusan tentaranya ke Irak untuk membantu melatih tentara setempat melawan ISIS. Namun kebijakan ini memicu serangan balasan di wilayah Australia, terutama oleh para simpatisan ISIS.

Australia yang merupakan sekutu AS dalam pertempuran melawan ISIS di Suriah dan Irak, meningkatkan kewaspadaan atas serangan teror di wilayahnya. Level ancaman teror nasional dinaikkan menjadi level tinggi untuk pertama kalinya sejak September 2014 lalu, ketika ratusan polisi Australia menggagalkan rencana pemenggalan publik oleh pendukung ISIS.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads