5 Cerita Kejiwaan Andreas Lubitz, Kopilot di Balik Jatuhnya Germanwings

5 Cerita Kejiwaan Andreas Lubitz, Kopilot di Balik Jatuhnya Germanwings

- detikNews
Jumat, 03 Apr 2015 10:42 WIB
5 Cerita Kejiwaan Andreas Lubitz, Kopilot di Balik Jatuhnya Germanwings
Reuters/Albert Gea
Jakarta - Andreas Lubitz (28), kopilot Germanwings yang diduga sengaja menabrakkan pesawat ke pegunungan Alpen Prancis, masih terus menjadi berita. Sejumlah temuan terkait kejiwaan Lubitz terus bermunculan, seperti yang dilansir media massa berikut ini:





SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Reuters/Albert Gea

1. Riset Bunuh Diri

Reuters
BBC pada 2 April 2015 melansir, Andreas Lubitz pernah melakukan riset tentang cara bunuh diri.

Jaksa di Dusseldorf, Jerman, mengatakan Lubitz juga melakukan pencarian di internet terkait pintu kokpit dan tindakan pengamanan.

Rekaman suara di kokpit memperlihatkan indikasi bahwa Lubitz sengaja menabrakkan pesawat ke pegunungan Alpen dan menewaskan seluruh 150 orang di dalamnya.

Kepolisian sudah menemukan komputer tablet yang digunakannya dari tempat tinggalnya di Dusseldorf.

Dan catatan sejarah penjelajahan internet masih belum dihapus sedang kata kunci untuk pencarian yang digunakannya antara 16 hingga 23 Maret 2015 bisa ditelusuri.

Β "Berdasarkan informasi yang didapat, pengguna mencari pengobatan medis dan juga cara-cara untuk bunuh diri. Paling tidak dalam satu hari orang bersangkutan selama beberapa kali juga melakukan pencarian terkait pintu kokpit dan tindakan pengamanan," jelas Jaksa Christoph Kumpa kepada para wartawan, Kamis 2 April.

Bagaimanapun jaksa tidak menjelaskan rincian kata kunci dalam catatan sejarah penjelajahan tersebut.

Namun korespondensi pribadi mendukung bahwa Lubitz memang menggunakan komputer tablet tersebut dalam periode yang dimaksud.


1. Riset Bunuh Diri

Reuters
BBC pada 2 April 2015 melansir, Andreas Lubitz pernah melakukan riset tentang cara bunuh diri.

Jaksa di Dusseldorf, Jerman, mengatakan Lubitz juga melakukan pencarian di internet terkait pintu kokpit dan tindakan pengamanan.

Rekaman suara di kokpit memperlihatkan indikasi bahwa Lubitz sengaja menabrakkan pesawat ke pegunungan Alpen dan menewaskan seluruh 150 orang di dalamnya.

Kepolisian sudah menemukan komputer tablet yang digunakannya dari tempat tinggalnya di Dusseldorf.

Dan catatan sejarah penjelajahan internet masih belum dihapus sedang kata kunci untuk pencarian yang digunakannya antara 16 hingga 23 Maret 2015 bisa ditelusuri.

Β "Berdasarkan informasi yang didapat, pengguna mencari pengobatan medis dan juga cara-cara untuk bunuh diri. Paling tidak dalam satu hari orang bersangkutan selama beberapa kali juga melakukan pencarian terkait pintu kokpit dan tindakan pengamanan," jelas Jaksa Christoph Kumpa kepada para wartawan, Kamis 2 April.

Bagaimanapun jaksa tidak menjelaskan rincian kata kunci dalam catatan sejarah penjelajahan tersebut.

Namun korespondensi pribadi mendukung bahwa Lubitz memang menggunakan komputer tablet tersebut dalam periode yang dimaksud.


2. Mengaku Depresi

Rumah orangtua Lubitz di Montabaur, Jerman ditutup sejak Kamis dan dijaga ketat oleh polisi. Hanya beberapa kelompok pria, diyakini merupakan tim investigasi, yang diizinkan masuk ke dalam rumah orangtua Lubitz. REUTERS/Kai Pfaffenbach.
Andreas Lubitz pernah mengungkapkan kepada sekolah penerbangan bahwa dia sebelumnya mengalami serangkaian depresi.

Hal tersebut disampaikan Lufthansa -induk perusahaan Germanwings- yang pekan lalu menjelaskan Lubitz sempat berhenti dari pelatihan pilot walau tidak menyebutkan alasannya. Demikian diberitakan BBC, 1 April 2015.

Dalam pernyataannya Luftthansa mengatakan sudah menyerahkan dokumen kepada jaksa, termasuk email dari tahun 2009.

Dokumen-dokumen itu memperlihatkan bahwa Lubitz mengatakan kepada pelatih penerbangan tentang 'serangkaian depresi yang serius'.

Rekaman suara di ruang kendali memperlihatkan kopilot berusia 27 tahun itu tampaknya sengaja menabrakkan pesawat, Selasa 24 Maret, dan menewaskan seluruh 150 orang di dalam pesawat.

Ketua Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan tidak mengetahui hal yang mungkin bisa mengarahkan pilot kedua menabrakkan Airbus A320 itu.

Lubitz melanjutkan pelatihan dengan pada tahun 2009 setelah sempat terhenti 11 bulan setelah lulus semua ujuan kesehatan dan akhirnya menyelesaikan program pelatihan untuk bekerja dengan Germanwings mulai tahun 2013.

2. Mengaku Depresi

Rumah orangtua Lubitz di Montabaur, Jerman ditutup sejak Kamis dan dijaga ketat oleh polisi. Hanya beberapa kelompok pria, diyakini merupakan tim investigasi, yang diizinkan masuk ke dalam rumah orangtua Lubitz. REUTERS/Kai Pfaffenbach.
Andreas Lubitz pernah mengungkapkan kepada sekolah penerbangan bahwa dia sebelumnya mengalami serangkaian depresi.

Hal tersebut disampaikan Lufthansa -induk perusahaan Germanwings- yang pekan lalu menjelaskan Lubitz sempat berhenti dari pelatihan pilot walau tidak menyebutkan alasannya. Demikian diberitakan BBC, 1 April 2015.

Dalam pernyataannya Luftthansa mengatakan sudah menyerahkan dokumen kepada jaksa, termasuk email dari tahun 2009.

Dokumen-dokumen itu memperlihatkan bahwa Lubitz mengatakan kepada pelatih penerbangan tentang 'serangkaian depresi yang serius'.

Rekaman suara di ruang kendali memperlihatkan kopilot berusia 27 tahun itu tampaknya sengaja menabrakkan pesawat, Selasa 24 Maret, dan menewaskan seluruh 150 orang di dalam pesawat.

Ketua Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan tidak mengetahui hal yang mungkin bisa mengarahkan pilot kedua menabrakkan Airbus A320 itu.

Lubitz melanjutkan pelatihan dengan pada tahun 2009 setelah sempat terhenti 11 bulan setelah lulus semua ujuan kesehatan dan akhirnya menyelesaikan program pelatihan untuk bekerja dengan Germanwings mulai tahun 2013.

3. Terapi Kecenderungan Bunuh Diri

Aparat menggeledah rumah ortu Lubitz/Reuters
Andreas Lubitz disebut memiliki permasalahan kecenderungan bunuh diri. Akibatnya Lubitz pun pernah mendapatkan terapi selama beberapa tahun sebelum menjadi pilot.

"Dia dirawat oleh seorang psikoterapis untuk apa yang didokumentasikan sebagai kecenderungan bunuh diri pada waktu itu," kata Jaksa negara Jerman, Christoph Kumpa, seperti dilansir News.com.au, Selasa (31/3/2015).

3. Terapi Kecenderungan Bunuh Diri

Aparat menggeledah rumah ortu Lubitz/Reuters
Andreas Lubitz disebut memiliki permasalahan kecenderungan bunuh diri. Akibatnya Lubitz pun pernah mendapatkan terapi selama beberapa tahun sebelum menjadi pilot.

"Dia dirawat oleh seorang psikoterapis untuk apa yang didokumentasikan sebagai kecenderungan bunuh diri pada waktu itu," kata Jaksa negara Jerman, Christoph Kumpa, seperti dilansir News.com.au, Selasa (31/3/2015).

4. Sikap Lubitz Gampang Berubah-ubah

Mantan kekasih kopilot Germanwings Andreas Lubitz dikabarkan sedang hamil. Wanita bernama Kathrin Goldbach tersebut mengandung anak Lubitz.

Menurut surat kabar Jerman, Bild seperti dilansir News.com.au, Senin (30/3/2015), wanita yang bekerja sebagai guru itu, mengetahui dirinya hamil sekitar dua pekan lalu. Wanita yang bertahun-tahun menjadi pacar Lubitz tersebut, telah menyampaikan kepada murid-muridnya bahwa dirinya sedang hamil.

Goldbach dilaporkan telah menjalin hubungan asmara dengan Lubitz selama tujuh tahun. Lubitz bahkan telah melamar wanita berumur 26 tahun itu untuk menjadi istrinya. Namun Goldbach belum lama ini, memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka karena tidak sanggup lagi menghadapi sikap Lubitz yang gampang berubah-ubah.

Menurut seorang teman Goldbach, Lubitz juga kerap mendikte wanita itu soal pakaian yang harus dikenakan, bahkan juga tentang teman-teman pria yang boleh berbicara dengan wanita itu.

"Dia (Goldbach) bilang dia (Lubitz) sangat baik dan perhatian, namun dia bermasalah dengan perubahan mood. Dan saya pikir dia belakangan semakin takut," tutur seorang teman Goldbach lainnya.

Kabarnya, Goldbach hilang kesabaran menghadapi sikap Lubitz beberapa pekan sebelum jatuhnya pesawat Germanwings di lereng pegunungan Alpen, Prancis. Wanita itu masih tinggal bersama Lubitz di hari tragedi Germanwings pada Selasa, 24 Maret lalu, namun dia sudah mulai mencari-cari tempat baru untuk tinggal.

Media Jerman juga melaporkan, Lubitz juga pernah menjalin affair singkat dengan wanita lain yang berprofesi sebagai pramugari Germanwings. Setelah berhubungan selama 5 bulan, wanita tersebut putus dari Lubitz karena takut akan perilaku pria tersebut yang berubah-ubah.

4. Sikap Lubitz Gampang Berubah-ubah

Mantan kekasih kopilot Germanwings Andreas Lubitz dikabarkan sedang hamil. Wanita bernama Kathrin Goldbach tersebut mengandung anak Lubitz.

Menurut surat kabar Jerman, Bild seperti dilansir News.com.au, Senin (30/3/2015), wanita yang bekerja sebagai guru itu, mengetahui dirinya hamil sekitar dua pekan lalu. Wanita yang bertahun-tahun menjadi pacar Lubitz tersebut, telah menyampaikan kepada murid-muridnya bahwa dirinya sedang hamil.

Goldbach dilaporkan telah menjalin hubungan asmara dengan Lubitz selama tujuh tahun. Lubitz bahkan telah melamar wanita berumur 26 tahun itu untuk menjadi istrinya. Namun Goldbach belum lama ini, memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka karena tidak sanggup lagi menghadapi sikap Lubitz yang gampang berubah-ubah.

Menurut seorang teman Goldbach, Lubitz juga kerap mendikte wanita itu soal pakaian yang harus dikenakan, bahkan juga tentang teman-teman pria yang boleh berbicara dengan wanita itu.

"Dia (Goldbach) bilang dia (Lubitz) sangat baik dan perhatian, namun dia bermasalah dengan perubahan mood. Dan saya pikir dia belakangan semakin takut," tutur seorang teman Goldbach lainnya.

Kabarnya, Goldbach hilang kesabaran menghadapi sikap Lubitz beberapa pekan sebelum jatuhnya pesawat Germanwings di lereng pegunungan Alpen, Prancis. Wanita itu masih tinggal bersama Lubitz di hari tragedi Germanwings pada Selasa, 24 Maret lalu, namun dia sudah mulai mencari-cari tempat baru untuk tinggal.

Media Jerman juga melaporkan, Lubitz juga pernah menjalin affair singkat dengan wanita lain yang berprofesi sebagai pramugari Germanwings. Setelah berhubungan selama 5 bulan, wanita tersebut putus dari Lubitz karena takut akan perilaku pria tersebut yang berubah-ubah.

5. Bohongi Dokter yang Merawatnya

Serpihan pesawat Germanwings yang membawa 150 orang/Reuters
Dalam penyelidikan terbaru, Andreas Lubitz dilaporkan membohongi dokter yang merawatnya.

Diberitakan Reuters sebagaiman ditulis CNN Indonsia, Kamis (2/3), penyidik mengatakan pada harian Jerman, Bild, bahwa Lubitz mengatakan pada dokter bahwa dia sedang cuti kerja, padahal pria 27 tahun itu aktif masih menerbangkan pesawat komersial.

Saat itu, Lubitz tengah menjalani rawat jalan untuk penyakit ablasio retina yang dideritanya.

Walau Lubitz memberikan informasi soal profesinya sebagai pilot di Germanwings pada dokter, namun dia sengaja menutupi bahwa dia masih aktif bekerja.

Bild menuliskan bahwa dokumen yang mereka terima dari penyidik juga mengungkapkan bahwa Lubitz pernah mengalami kecelakaan mobil pada akhir 2014. Lubitz terluka saat kantung udara terbuka. Masalah penglihatannya muncul usai insiden ini.

Penyidik masih coba mencari tahu motif tindakan Lubitz yang menabrakkan pesawat Airbus A320 ke lereng pegunungan Alpen, menewaskan 150 orang di dalamnya. Pada kotak hitam pesawat diketahui bahwa Lubitz mengunci kapten pilot di luar kokpit.

Catatan medis Lubitz juga menunjukkan bahwa pria Jerman itu tengah menjalani pengobatan untuk penyakit depresi, gangguan keresahan dan serangan panik. Dia juga sedang mengonsumsi obat-obat antidepresan dan penenang seperti Lorazepam.

Perusahaan induk Germanwings, Lufthansa, mengungkapkan bahwa berbagai penyakit mental ini pernah diberitahukan sendiri oleh Lubitz saat dia menjalani pelatihan pilot tahun 2009.

Temuan penyidik ini bertentangan dengan pernyataan Lufthansa yang mengatakan bahwa Lubitz 100 persen siap terbang, dengan menunjukkan riwayat pelatihan dan tes medis.

Penyidik di kota Duesseldorf, Jerman, menemukan fakta bahwa Lubitz memiliki kecenderungan untuk bunuh diri akibat depresi yang dideritanya. mereka juga menemukan robekan surat sakit di tong sampah dalam apartemen Lubitz di kota itu.

5. Bohongi Dokter yang Merawatnya

Serpihan pesawat Germanwings yang membawa 150 orang/Reuters
Dalam penyelidikan terbaru, Andreas Lubitz dilaporkan membohongi dokter yang merawatnya.

Diberitakan Reuters sebagaiman ditulis CNN Indonsia, Kamis (2/3), penyidik mengatakan pada harian Jerman, Bild, bahwa Lubitz mengatakan pada dokter bahwa dia sedang cuti kerja, padahal pria 27 tahun itu aktif masih menerbangkan pesawat komersial.

Saat itu, Lubitz tengah menjalani rawat jalan untuk penyakit ablasio retina yang dideritanya.

Walau Lubitz memberikan informasi soal profesinya sebagai pilot di Germanwings pada dokter, namun dia sengaja menutupi bahwa dia masih aktif bekerja.

Bild menuliskan bahwa dokumen yang mereka terima dari penyidik juga mengungkapkan bahwa Lubitz pernah mengalami kecelakaan mobil pada akhir 2014. Lubitz terluka saat kantung udara terbuka. Masalah penglihatannya muncul usai insiden ini.

Penyidik masih coba mencari tahu motif tindakan Lubitz yang menabrakkan pesawat Airbus A320 ke lereng pegunungan Alpen, menewaskan 150 orang di dalamnya. Pada kotak hitam pesawat diketahui bahwa Lubitz mengunci kapten pilot di luar kokpit.

Catatan medis Lubitz juga menunjukkan bahwa pria Jerman itu tengah menjalani pengobatan untuk penyakit depresi, gangguan keresahan dan serangan panik. Dia juga sedang mengonsumsi obat-obat antidepresan dan penenang seperti Lorazepam.

Perusahaan induk Germanwings, Lufthansa, mengungkapkan bahwa berbagai penyakit mental ini pernah diberitahukan sendiri oleh Lubitz saat dia menjalani pelatihan pilot tahun 2009.

Temuan penyidik ini bertentangan dengan pernyataan Lufthansa yang mengatakan bahwa Lubitz 100 persen siap terbang, dengan menunjukkan riwayat pelatihan dan tes medis.

Penyidik di kota Duesseldorf, Jerman, menemukan fakta bahwa Lubitz memiliki kecenderungan untuk bunuh diri akibat depresi yang dideritanya. mereka juga menemukan robekan surat sakit di tong sampah dalam apartemen Lubitz di kota itu.
Halaman 2 dari 12
(nrl/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads