Ketika pilot Patrick Sondheimer bertanya apakah Lubitz bisa melakukan pemeriksaan guna persiapan pendaratan di Dusseldorf, Jerman, Lubitz memberikan jawaban singkat namun mengerikan. Kopilot tersebut menjawab: "Hopefully" dan "Letβs see". Demikian seperti diberitakan The Times, Senin (30/3/2015).
Lubitz pun terdengar menawarkan kapten Sonderheimer untuk pergi ke toilet setelah sang kapten mengatakan bahwa, dirinya tidak sempat pergi ke toilet sebelum pesawat bertolak dari Barcelona, Spanyol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pukul 10.30 waktu setempat, pesawat turun 316 kaki dan semenit kemudian, turun 1.800 kaki. Pada pukul 10.32, petugas menara ATC berusaha menghubungi pesawat, namun tak ada respons.
Sementara di waktu bersamaan, sinyal tanda bahaya otomatis βSink Rateβ berbunyi di kokpit. Tak lama kemudian terdengar suara keras, yang kedengaran seperti seseorang mencoba mendobrak pintu kokpit. Sondheimer berteriak: βFor Godβs sake, open the door!β
Di belakangnya, terdengar suara penumpang menjerit-jerit panik.
Pada pukul 10.35, suara logam keras (diyakini kapak) yang dibenturkan ke pintu kokpit kembali terdengar. Saat itu, pesawat masih berada di atas ketinggian 7 ribu kaki.
Sekitar 90 detik kemudian ada pesan peringatan: βGround! Pull up! Pull up!
Pada pukul 10.38 waktu setempat, pesawat terus menukik turun mengarah ke pegunungan Alpen, Prancis. Suara napas Lubitz bisa terdengar di kokpit namun dia tak berkata-kata.
Pada pukul 10.40 waktu setempat, bagian sayap kanan pesawat jatuh menghantam lereng pegunungan. Suara-suara terakhir yang terdengar adalah jeritan histeris para penumpang.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini