Kisah Contek Massal di India: Ortu Panjat Gedung hingga Pakai Galah

Kisah Contek Massal di India: Ortu Panjat Gedung hingga Pakai Galah

- detikNews
Minggu, 22 Mar 2015 14:16 WIB
Kisah Contek Massal di India: Ortu Panjat Gedung hingga Pakai Galah
(Foto: Dipankar - BBC)
Bihar - Fenomena mencontek massal di SMA di wilayah Bihar, India, ini sungguh luar biasa. Tak cukup mendampingi belajar dan mendukung secara moral, para orang tua melakukan aneka cara agar anak-anaknya berhasil menjawab soal ujian. Apa saja?

Kecurangan ini dilaporkan di Kabupaten Saharsa, Chhapra, Vaishali dan Hajipur di wilayah Bihar. Berikut aksi mencontek massal di gedung sekolah, yang sedang dijaga polisi itu. Ada 1,43 juta siswa kelas 10 sedang mengikuti ujian akhir di 1.217 SMA di Bihar.



(Foto: Dipankar - BBC)

1. Panjat Gedung

(Foto: Hindustan Times)
Koran-koran lokal di India memuat foto-foto, yang kemudian menyebar secara viral bagaimana orang tua membantu anak-anaknya ujian. Salah satu foto yang menjadi pembicaraan adalah belasan orang tua berlomba memanjat gedung dan memberikan contekan via jendela kelas.

Saat ujian kelas 10 yang diselenggarakan mulai Selasa (17/3) - Selasa (24/3), sejumlah orang tua dan teman para siswa tertangkap foto memanjat dinding gedung tempat ujian untuk memberikan kunci jawaban. Kecurangan ini tertangkap pada Rabu-Kamis (18-19/3) lalu.

Meskipun pengamanan diperketat, sejumlah besar siswa masih terlihat menyelundupkan buku pelajaran dan catatan waktu ujian berlangsung.

1. Panjat Gedung

(Foto: Hindustan Times)
Koran-koran lokal di India memuat foto-foto, yang kemudian menyebar secara viral bagaimana orang tua membantu anak-anaknya ujian. Salah satu foto yang menjadi pembicaraan adalah belasan orang tua berlomba memanjat gedung dan memberikan contekan via jendela kelas.

Saat ujian kelas 10 yang diselenggarakan mulai Selasa (17/3) - Selasa (24/3), sejumlah orang tua dan teman para siswa tertangkap foto memanjat dinding gedung tempat ujian untuk memberikan kunci jawaban. Kecurangan ini tertangkap pada Rabu-Kamis (18-19/3) lalu.

Meskipun pengamanan diperketat, sejumlah besar siswa masih terlihat menyelundupkan buku pelajaran dan catatan waktu ujian berlangsung.

2. Pakai Galah

(Foto: Hindustan Times)
Aneka cara digunakan orang tua dan kerabat murid agar anak-anaknya bisa lulus ujian. Selain memanjat gedung, cara yang digunakan juga adalah memakai galah melalui jendela kelas, untuk memberikan kunci jawaban. Seperti terlihat dalam foto di atas.

2. Pakai Galah

(Foto: Hindustan Times)
Aneka cara digunakan orang tua dan kerabat murid agar anak-anaknya bisa lulus ujian. Selain memanjat gedung, cara yang digunakan juga adalah memakai galah melalui jendela kelas, untuk memberikan kunci jawaban. Seperti terlihat dalam foto di atas.

3. Sogok Polisi

(Foto: Thakur Sangram Singh - BBC)
Bagaimana para orang tua dan kerabat bisa nekat memanjat gedung memberi contekan padahal sekolah itu dijaga polisi? Saksi yang dilansir dari NDTV mengatakan bahwa beberapa orang tua menyogok polisi agar diizinkan mendekati lokasi ujian putra-putri mereka.

Dalam foto-foto yang beredar, polisi-polisi itu diam saja saat melihat orang tua dan kerabat siswa memanjat gedung memberikan contekan.

Namun di beberapa sekolah, bahkan orang tua dan polisi bentrok karena polisi tak mengizinkan orang tua mendekati ruang ujian.

3. Sogok Polisi

(Foto: Thakur Sangram Singh - BBC)
Bagaimana para orang tua dan kerabat bisa nekat memanjat gedung memberi contekan padahal sekolah itu dijaga polisi? Saksi yang dilansir dari NDTV mengatakan bahwa beberapa orang tua menyogok polisi agar diizinkan mendekati lokasi ujian putra-putri mereka.

Dalam foto-foto yang beredar, polisi-polisi itu diam saja saat melihat orang tua dan kerabat siswa memanjat gedung memberikan contekan.

Namun di beberapa sekolah, bahkan orang tua dan polisi bentrok karena polisi tak mengizinkan orang tua mendekati ruang ujian.

4. 500 Siswa Diusir, Orang Tua dan Polisi Ditahan

Kertas-kertas contekan yang disita (Foto: Dipankar-BBC)
Imbas contek massal itu, ada 515 siswa yang tertangkap basah mencontek dan akhirnya diusir untuk mengikuti ujian akhir kelas 10. Dewan pemeriksa dari Kementerian Pendidikan Bihar juga mengatakan bahwa ada 20 orang tua dan 8 polisi yang ditahan pada Rabu-Kamis (18-19/3/2015) lalu. Namun belakangan, mereka dibebaskan.

Sekretaris Departemen Pendidikan Bihar, RK Maharjan, mengatakan bahwa imbas dari fenomena contek massal itu ada beberapa SMA yang dibatalkan ujiannya, antara lain SMA Vidya Niketan, SMA St Francis di Mahnar-Distrik Vaishali, SMA di Simri, Distrik Saharsa dan SMA di Distrik Nawada.

"Kami mengambil tanggung jawab dari laporan media. Kami akan membatalkan ujian di banyak sekolah bila diperlukan. Pengawas sekolah, hakim, polisi, siapapun yang akan bertanggung jawab tidak bisa menghindar," tegas Maharjan.

Hukum di Bihar, siswa yang kedapatan mencontek bisa dihukum tak boleh mengikuti ujian akhir hingga 3 tahun, dibui atau membayar denda, namun kasus-kasus sanksi ini jarang dilaporkan di Bihar.

4. 500 Siswa Diusir, Orang Tua dan Polisi Ditahan

Kertas-kertas contekan yang disita (Foto: Dipankar-BBC)
Imbas contek massal itu, ada 515 siswa yang tertangkap basah mencontek dan akhirnya diusir untuk mengikuti ujian akhir kelas 10. Dewan pemeriksa dari Kementerian Pendidikan Bihar juga mengatakan bahwa ada 20 orang tua dan 8 polisi yang ditahan pada Rabu-Kamis (18-19/3/2015) lalu. Namun belakangan, mereka dibebaskan.

Sekretaris Departemen Pendidikan Bihar, RK Maharjan, mengatakan bahwa imbas dari fenomena contek massal itu ada beberapa SMA yang dibatalkan ujiannya, antara lain SMA Vidya Niketan, SMA St Francis di Mahnar-Distrik Vaishali, SMA di Simri, Distrik Saharsa dan SMA di Distrik Nawada.

"Kami mengambil tanggung jawab dari laporan media. Kami akan membatalkan ujian di banyak sekolah bila diperlukan. Pengawas sekolah, hakim, polisi, siapapun yang akan bertanggung jawab tidak bisa menghindar," tegas Maharjan.

Hukum di Bihar, siswa yang kedapatan mencontek bisa dihukum tak boleh mengikuti ujian akhir hingga 3 tahun, dibui atau membayar denda, namun kasus-kasus sanksi ini jarang dilaporkan di Bihar.

5. Lulus 100% atau Jujur 100%?

(Foto: Dipankar - BBC)
Mengapa skandal contek massal ini bisa terjadi? Para pakar pendidikan mengatakan bahwa kasus ini merupakan perpaduan antara rendahnya kualitas pengajaran hingga pola ujian itu sendiri.

"Hanya sekadar lulus ujian seharusnya tidak menjadi tujuan, tapi celakanya, justru itulah yang menjadi pola pikir saat ini," ujar mantan ketua Dewan Pendidikan, Rajmani Prasad Sinha.

Sedangkan mantan ketua Dewan Pendidikan lain, AKP Yadav, mengatakan bahwa situasi saat ini adalah hasil kumulatif dari serangkaian masalah, seperti kegiatan belajar mengajar yang tidak teratur, kurangnya guru dalam hal kualitas dan kuantitas.

"Siswa mengalami dilema tentang pola ujian dan silabus, sementara masalah serius lainnya, siswa yang benar-benar mengerjakan ujian sendiri atau siswa beruntung yang berada di sekolah lebih baik, harus menderita," jelas Yadav.

Sedangkan salah satu orang tua yang membantu anaknya curang di Distrik Nawada, Dara Singh Chauhan, mengatakan, "Guru sekolah negeri ini tidak mengajarkan apapun di sekolah. Kebanyakan mereka suka absen. Itu mengapa kami harus melakukan hal ini (memberi contekan) pada anak-anak kami".

Sementara di Indonesia, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi penentu satu-satunya kelulusan seorang siswa. Anies Baswedan menyebut target UN bukan lagi kelulusan tapi kejujuran.

"Sekarang bukan target kelulusan 100 persen lagi, tapi kejujuran 100 persen," kata Anies usai jumpa pers di gedung Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (20/3/2015).

Nah, bagaimana menurut Anda?

5. Lulus 100% atau Jujur 100%?

(Foto: Dipankar - BBC)
Mengapa skandal contek massal ini bisa terjadi? Para pakar pendidikan mengatakan bahwa kasus ini merupakan perpaduan antara rendahnya kualitas pengajaran hingga pola ujian itu sendiri.

"Hanya sekadar lulus ujian seharusnya tidak menjadi tujuan, tapi celakanya, justru itulah yang menjadi pola pikir saat ini," ujar mantan ketua Dewan Pendidikan, Rajmani Prasad Sinha.

Sedangkan mantan ketua Dewan Pendidikan lain, AKP Yadav, mengatakan bahwa situasi saat ini adalah hasil kumulatif dari serangkaian masalah, seperti kegiatan belajar mengajar yang tidak teratur, kurangnya guru dalam hal kualitas dan kuantitas.

"Siswa mengalami dilema tentang pola ujian dan silabus, sementara masalah serius lainnya, siswa yang benar-benar mengerjakan ujian sendiri atau siswa beruntung yang berada di sekolah lebih baik, harus menderita," jelas Yadav.

Sedangkan salah satu orang tua yang membantu anaknya curang di Distrik Nawada, Dara Singh Chauhan, mengatakan, "Guru sekolah negeri ini tidak mengajarkan apapun di sekolah. Kebanyakan mereka suka absen. Itu mengapa kami harus melakukan hal ini (memberi contekan) pada anak-anak kami".

Sementara di Indonesia, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi penentu satu-satunya kelulusan seorang siswa. Anies Baswedan menyebut target UN bukan lagi kelulusan tapi kejujuran.

"Sekarang bukan target kelulusan 100 persen lagi, tapi kejujuran 100 persen," kata Anies usai jumpa pers di gedung Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (20/3/2015).

Nah, bagaimana menurut Anda?
Halaman 2 dari 12
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads