"Pada Senin (16/3), sebuah amplop besar diterima di bagian pemeriksaan surat Gedung Putih. Pemeriksaan biologi awal menunjukkan hasil negatif; namun pada Selasa (17/3), pemeriksaan kimia menunjukkan positif sianida," tutur juru bicara Secret Service, Brian Leary dalam pernyataannya seperti dilansir CNN, Rabu (18/3/2015).
"Sampelnya dibawa ke fasilitas lain untuk memastikan hasilnya," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untungnya, tidak ada korban luka maupun korban lain yang terpapar sianida ini, terutama dari bagian pemeriksaan surat yang memeriksa paket ini pertama kali.
Otoritas setempat menyebut, paket beracun ini awalnya dilaporkan ke bagian Intercept pada Gedung Putih, yang kemudian mengeluarkan peringatan kepada staf Gedung Putih.
"Sebuah amplop berisi bahan tak dikenal berbentuk cair seperti susu, ditempatkan di dalam kontainer yang dibungkus tas plastik, diterima oleh Fasilitas Skrining Surat Gedung Putih, yang diperiksa positif sianida," demikian bunyi peringatan itu.
Menurut bagian Intercept Gedung Putih, pengirim paket beracun ini diidentifikasi sebagai seorang pria yang alamatnya tercantum dalam amplop. Tidak disebut lebih lanjut identitas pria ini.
Namun dia diketahui memiliki sejarah panjang dengan Secret Service sejak tahun 1995. Sejarah yang dimaksud meliputi serangkaian insiden yang melibatkan pengiriman paket yang dilumuri urine dan feses atau tinja.
(nvc/ita)