Jeffrey Williams (20) dijerat beberapa dakwaan pidana, mulai dari dakwaan penyerangan, melakukan tindak kriminal bersenjata dan menembakkan senjata api dari sebuah kendaraan bermotor hingga menyebabkan luka-luka.
Williams sempat diburu polisi setempat selama 4 hari sejak penembakan terjadi di Ferguson pada Kamis (12/3). Demikian disampaikan jaksa penuntut distrik St Louis, Robert McCulloch kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Senin (16/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferguson menjadi perhatian dunia setelah aksi penembakan fatal polisi terhadap seorang pemuda kulit hitam, Michale Brown pada Agustus 2014 lalu. Penembakan itu memicu sentimen rasial dan juga aksi protes secara luas di wilayah AS.
Williams sendiri, menurut McCulloch, ikut dalam beberapa unjuk rasa yang digelar di Ferguson setelah kematian Brown. Namun saat unjuk rasa yang digelar pada Rabu (11/3) malam di luar markas kepolisian Ferguson, Williams tidak ikut serta.
Seorang pastur penyelenggara unjuk rasa itu, mengaku dirinya tidak melihat keberadaan Williams dalam unjuk rasa Rabu (11/3) malam. Usai mengunjungi Williams di penjara, pastur Derrick Robinson menuturkan kisah versi Williams.
Menurut Robinson, Williams mengaku dirinya melepas tembakan ke arah salah satu demonstran yang berusaha merampok dirinya. Namun ternyata tembakan itu salah sasaran dan mengenai dua polisi yang sedang mengawal unjuk rasa.
Akibat tembakan Williams, dua polisi yang identitasnya tidak dirilis ke publik mengalami luka ringan. Keduanya dalam kondisi sadar dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
(nvc/ita)