"Terdapat ketidakjelasan atas persoalan ini dalam waktu cukup lama," terang Ivo Opstelten kepada wartawan setempat dalam konferensi pers di Den Haag, seperti dilansir AFP, Selasa (10/3/2015).
"Saya bertanggung jawab penuh, jadi saya mengajukan pengunduran diri saya kepada raja," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, jumlah uang yang dibayarkan kepada Cees sesuai kesepakatan mencapai 4,7 juta Gulden atau setara 2,4 juta Euro. Kesepakatan itu dibuat oleh Teeven, yang saat itu menjabat sebagai Jaksa Agung.
Teeven merestui pembayaran uang tersebut, setelah pengadilan memutuskan negara gagal membuktikan uang, yang sebelumnya disita sebagai bagian dari penyelidikan itu, didapat secara ilegal. Uang itu akhirnya dibayarkan kembali ke rekening milik Cees H di Luzembourg, tanpa memberitahu otoritas perpajakan Belanda.
Yang menjadi masalah, tahun lalu Opstelten yang menjabat sejak tahun 2010 ini, menuturkan kepada parlemen bahwa tidak ada bukti kesepakatan yang disengaja antara pemerintah dengan pengedar narkoba yang dimaksud. Menurut Opstelten saat itu, bukti transaksi telah hilang.
Namun baru-baru ini, pihak kementerian berhasil menemukan bukti soal kesepakatan tersebut. Hal ini membuat posisi Opstelten dan Teeven semakin sulit, terlebih karena mereka memberikan informasi yang tidak akurat kepada parlemen.
"Penyelidikan gagal menemukan pernyataan bank atau dokumen lain, tapi saya memiliki bukti digital bahwa uang 4,7 juta Gulden telah ditransfer kepada Cees H," sebut Opstelten pada Senin (9/3).
"Saya harus memastikan bahwa informasinya benar-benar ada dan seharusnya bisa merilisnya lebih awal," imbuhnya.
Di sisi lain, pengunduran diri ini memberikan kelegaan bagi pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte karena bisa menghindari perdebatan memalukan menjelang pemilu di Belanda.
(nvc/ita)