Lebih dari 100 warga setempat yang marah atas kematian pemuda 19 tahun bernama Tony Robinson Jr ini, melakukan long march di jalanan kota Madison menuju gedung balaikota setempat pada Minggu (8/3) malam waktu setempat.
Mereka membawa beberapa poster berisi tuntutan mereka dan juga membawa drum, sambil berteriak 'Rakyat bersatu tidak akan pernah bisa dikalahkan'. Demikian seperti dilansir Reuters, Senin (9/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi Kenny sempat terlibat pergulatan dengan Robinson, hingga akhirnya Robinson tertembak. Nyawa pemuda keturunan Afrika-Amerika ini tidak bisa diselamatkan ketika dibawa ke rumah sakit setempat.
Mengetahui tewasnya Robinson, warga setempat tidak bisa menahan kemarahan. Mereka menggelar aksi protes di dekat apartemen yang menjadi lokasi kejadian.
Insiden penembakan di Madison ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara polisi AS dengan masyarakat, terutama usai penembakan di Missouri yang menewaskan pemuda kulit hitam bernama Michael Brown.
Setelah insiden penembakan ini, polisi Kenny yang sudah mengabdi 12 tahun sebagai polisi di Madison ini dibebastugaskan dengan mendapat cuti administratif. Sedangkan Departemen Kehakiman Wisconsin terus melakukan penyelidikan mendalam atas insiden penembakan ini.
Secara terpisah, Walikota Paul Soglin menyebut penembakan ini sebagai tragedi. Soglin menjanjikan bahwa otoritas Madison akan transparan soal hasil penyelidikan insiden ini kepada masyarakat.
(nvc/ita)