"Mengecam dengan keras serangan pengecut semacam itu," demikian pernyataan dari kantor Presiden Hollande seperti dilansir AFP, Sabtu (7/3/2015).
Usai penembakan ini, Presiden Hollande akan bertemu dengan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita untuk menawarkan bantuan kepada negara bekas koloni Prancis tersebut. Tidak disebutkan lebih lanjut kapan pertemuan itu digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengecam aksi keji dan pengecut ini, yang memicu kematian beberapa orang, di antaranya seorang warga negara Prancis," tegas Menlu Fabius seperti dilansir Reuters.
Menurut Fabius, insiden penembakan ini semakin memperkuat tekad Prancis dalam memerangi terorisme dalam bentuk apapun.
Pascainsiden ini, pengamanan di kantor Kedutaan Besar Prancis dan gedung lainnya milik otoritas Prancis di Mali ditingkatkan. Kedubes Prancis juga mengimbau seluruh warganya untuk lebih waspada saat keluar rumah.
Tiga warga Eropa, yang terdiri atas satu warga Prancis, satu warga Belgia dan satu lagi belum diketahui kewarganegaraannya, tewas dalam penembakan pada Sabtu (7/3) dini hari. Dua korban tewas lainnya merupakan seorang polisi setempat dan petugas keamanan yang menjaga rumah warga di dekat lokasi kejadian.
Kepolisian setempat menyebut, satu pria bersenjata masuk ke dalam restoran yang ada di area Bamako tersebut dan melepas tembakan. Namun informasi lain menyebut pelaku ada tiga orang. Belum diketahui pasti informasi yang valid terkait insiden ini.
Namun saksi mata menyebut para pelaku berhasil kabur dengan dua kendaraan, termasuk satu mobil Mercedes warna hitam dan sebuah mobil BMW. Sedangkan seorang sumber intelijen senior, seperti dilansir Reuters, menyebut kepolisian setempat telah menangkap dua orang terkait penembakan ini. Motif penembakan masih belum diketahui pasti.
(nvc/gah)