Dalam program dokumenter BBC, Mukesh Singh, seorang sopir bus yang juga terpidana mati kasus pemerkosaan mahasiswi India, menyalahkan korban dan mengkritik korban karena melawan saat hendak diperkosa. Wawancara tersebut dilakukan dari dalam penjara di India, saat Singh dalam masa menunggu waktu eksekusi mati dengan cara digantung.
Berbicara kepada CNN, Rabu (4/3/2014), juru bicara kepolisian New Delhi, Rajan Bhagat menyatakan, wawancara semacam itu dilarang karena berpotensi memicu kekacauan di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada saluran televisi yang tayang di India, baik lokal maupun asing, yang bisa menayangkannya. Wawancara seperti itu juga tidak bisa dipublikasikan," imbuhnya.
Kepada seorang wartawan dokumenter BBC Storyville, Singh sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atas tindakan bejatnya. Akibat tindakan Singh dan empat rekannya, korban mengalami cedera organ dalam hingga akhirnya meninggal saat dirawat di rumah sakit di Singapura pada tahun 2012 lalu.
"Seorang gadis baik-baik tak akan berkeliaran pada pukul 9 malam. Seorang gadis jauh lebih bertanggung jawab atas pemerkosaan daripada laki-laki. Laki-laki dan perempuan tidak sama," sebut Singh kepada BBC.
"Pekerjaan rumah dan menjaga rumah untuk perempuan, bukannya berkeliaran di tempat disko dan bar saat malam hari melakukan hal yang tidak benar, mengenakan pakaian yang salah," imbuhnya, sembari meyakini bahwa dirinya memiliki hak untuk memberi pelajaran kepada korban, yang saat kejadian baru pulang nonton dengan teman laki-lakinya.
Dalam keterangan terpisah, ayah korban, Badrinath Singh mengaku telah membaca komentar kontroversial Singh di media massa.
"Dia (Singh-red) telah menantang masyarakat dan sistem peradilan. Vonis mati yang telah dijatuhkan dalam kasus ini, harus segera dieksekusi tanpa penundaan lagi dan menolak banding mereka," ucapnya.
Sedangkan pengacara terdakwa dalam kasus ini menolak berkomentar banyak atas pernyataan kontroversial kliennya. "Dia tidak seharusnya bersedia diwawancara," ucap pengacara bernama AP Singh ini.
"Tidak perlu bagi dia untuk berbicara seperti itu dari dalam penjara. Pernyataannya hanya melukai publik," imbuhnya.
Kepada CNN, otoritas penjara setempat menyebut wawancara dengan Singh itu dilakukan tahun 2013 lalu. Namun tidak jelas apakah wawancara tersebut direkam sebelum atau setelah vonis mati dijatuhkan. Di bawah undang-undang India, sama sekali tidak diperbolehkan adanya wawancara media terhadap tahanan maupun narapidana di dalam penjara.
(nvc/ita)