Kerabat Algojo ISIS Jihadi John di Kuwait Masuk Daftar Pengawasan

Kuwait City - Algojo ISIS Jihadi John kini menjadi target utama negara-negara Barat. Otoritas Kuwait, yang merupakan tanah kelahiran Jihadi John, tengah mengawasi dengan ketat beberapa kerabatnya.

Seperti dilansir AFP, Senin (2/3/2015), otoritas Kuwait menyatakan tengah memantau aktivitas kerabat Jihadi John yang tinggal dan bekerja di wilayah Kuwait. Tidak disebut lebih lanjut ada berapa kerabat Jihadi John di Kuwait.

Mohammed Emwazi yang diyakini sebagai sosok di balik Jihadi John yang muncul dalam video ISIS, merupakan warga negara Inggris, namun lahir di Kuwait. Beberapa kerabat Emwazi yang bekerja di Kuwait juga memegang kewarganegaraan Inggris.

"Badan keamanan setempat telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengawasi mereka, setiap waktu," demikian seperti diberitakan surat kabar setempat, Al-Qabas yang mengutip sumber yang memahami isu ini.

Secara terpisah, surat kabar setempat Al-Rai mengutip sumber keamanan setempat yang menyebut, ayah Emwazi yang bernama Jassem Abdulkareem juga berada di Kuwait. Abdulkareem yang juga warga negara Inggris ini, dijadwalkan akan segera dipanggil otoritas Kuwait untuk dimintai keterangan.

Emwazi sendiri diketahui pernah beberapa kali mengunjungi Kuwait. Menurut Al-Qabas, Emwazi terakhir kali mengunjungi Kuwait antara 18 Januari hingga 26 April 2010 lalu. Saat itu, Emwazi datang dari Uni Emirat Arab dengan menggunakan paspor Inggrisnya untuk mendapatkan visa masuk ke Kuwait.

Setahun kemudian, Emwazi ditolak masuk ke Kuwait setelah namanya masuk dalam daftar orang-orang yang diselidiki oleh otoritas Inggris, terkait serangan teror saat itu. Kunjungan Emwazi ke Kuwait, menurut Al-Qabas, lebih bersifat sosial dan dia diketahui sempat bertunangan dengan seorang warga Kuwait yang tidak memiliki kewarganegaraan atau stateless.

Diketahui ada puluhan ribu warga stateless, yang juga dikenal sebagai bidoon, di Kuwait. Keluarga dan kerabat Emwazi yang sebagian besar berasal dari Irak juga termasuk dalam kategori warga stateless.

Mereka sempat mengajukan naturalisasi kepada otoritas Kuwait. Namun nama mereka dihapus dari daftar karena mereka terjerat tudingan berkomplot dengan militer Irak dalam pendudukan Kuwait selama 7 bulan pada tahun 1990-1991 lalu.


(nvc/ita)