Seperti dilansir AFP, Rabu (25/2/2015), gadis yang diidentifikasi sebagai Lubna ini, ditangkap di kota Peshawar pada akhir pekan lalu. Penangkapan dilakukan setelah salah satu korbannya melapor kepada polisi.
Polisi senior setempat, Furqan Bilal menuturkan kepada AFP, korban yang berprofesi sebagai pengusaha menerima telepon dari seseorang tak dikenal, yang mengaku anggota militan Taliban dan meminta uang jutaan rupee. Menurut Bilal, si penelepon mengancam akan menculik anak korban, jika uang yang diminta tidak dibayarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian setempat mengaku terkejut saat mendapati pelaku di balik ancaman ini adalah seorang perempuan, yang menggunakan software khusus untuk mengubah suaranya menjadi suara laki-laki.
"Gadis ini lebih cerdas dari yang kami pikir -- dia menggunakan pengubah suara dan terus mengubah kartu SIM dan bahkan telepon genggam," ucap Bilal.
Lubna diketahui masih kuliah di salah satu kampus di Peshawar. Dari korban-korban yang diancam Lubna, belum ada satupun yang membayar uang yang dimintanya.
Namun Lubna berhasil mencarikan cek senilai 1 juta rupee (Rp 207 juta) yang dia curi dari kakak iparnya.
Kasus pemerasan yang mencatut nama Taliban Pakistan semacam ini sebenarnya cukup sering terjadi. Namun baru kali ini kepolisian setempat menangkap seorang gadis terkait kasus pemerasan.
"Gadis ini mengaku memang dia yang melakukan telepon ancaman dengan mencatut nama Taliban. Dia juga mengaku bahwa dia melakukan ini untuk pemerasan," sebut Bilal.
Dalam kasus ini, pengadilan di Peshawar memerintahkan agar Lubna tetap berada di dalam tahanan, setidaknya selama 14 hari.
(nvc/ita)