PM Malaysia Sebut Klaim Polisi Terdakwa Pembunuhan sebagai Omong Kosong

PM Malaysia Sebut Klaim Polisi Terdakwa Pembunuhan sebagai Omong Kosong

- detikNews
Kamis, 19 Feb 2015 16:14 WIB
Najib Razak
Kuala Lumpur - Mantan polisi Malaysia yang menjadi terdakwa utama kasus pembunuhan wanita Mongolia mengklaim dirinya diperintahkan oleh 'orang penting'. Perdana Menteri Najib Razak menyebut klaim ini sebagai omong kosong.

Kasus pembunuhan ini dicurigai berkaitan dengan skandal korupsi tingkat tinggi yang menyeret PM Najib. Pembelian kapal selam dari Prancis oleh pemerintah Malaysia tahun 2002 lalu, disebut menjadi pemicu pembunuhan ini.

"Pernyataan itu omong kosong. Benar-benar omong kosong," ucap PM Najib dalam pernyataan yang tergolong langka karena dia jarang mengomentari kasus ini, seperti dikutip media setempat, Malaysian Insider dan dilansir AFP, Kamis (19/2/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan polisi Malaysia bernama Sirul Azhar Umar melarikan diri ke luar negeri karena menghindari hukuman mati. Dia kini berada dalam penahanan Australia. Dari balik jeruji besi, Sirul mengklaim dirinya hanya disuruh orang lain.

Dalam wawancara via telepon dengan Malaysiakini, pada Rabu (18/2), Sirul menyebut dirinya dan terdakwa polisi lainnya Azilah Hadri diperintahkan untuk membunuh korban yang bernama Altantuya Shaariibuu pada tahun 2006 lalu, atas perintah 'orang penting' tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Kepada Malaysiakini, Sirul menyebut dirinya hanya sebagai 'kambing hitam' dalam kasus ini. Dia juga menyatakan akan membeberkan semua yang dia tahu soal kasus ini kepada media massa.

Sirul merupakan tokoh kunci dalam konspirasi pembunuhan ini. Altantuya bertindak sebagai penerjemah dalam negosiasi pembelian kapal selam. Disinyalir, pembelian kapal selam itu sarat penyuapan terhadap beberapa pejabat Malaysia.

Saat kasus ini terjadi, Najib masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia. Sedangkan Sirul merupakan anggota unit polisi elite yang bertugas mengawal pejabat kementerian Malaysia saat itu.

Dicurigai, Altantuya dibunuh untuk menutupi praktik penyuapan dalam kesepakatan pembelian kapal selam tersebut. Perusahaan pembuat kapal selam Prancis, DCNS disebut-sebut membayar 'komisi' lebih dari 114 juta Euro (Rp 1,6 triliun) kepada beberapa pejabat Malaysia.

Altantuya juga diketahui sebagai kekasih Abdul Razak Baginda, kenalan dekat PM Najib yang saat itu ditugaskan memimpin perundingan pembelian kapal selam. Seorang penyidik swasta yang pernah bekerja untuk Abdul Razak, memberikan keterangan di bawah sumpah tahun 2008, menyebut Najib pernah memiliki hubungan asmara dengan Altantuya.

Penyidik tersebut juga menyebut Najib terlibat dalam upaya memanipulasi kasus pembunuhan. Atas pernyataan-pernyataan ini, Najib berulang kali membantah keterlibatannya. Bahkan dia bersumpah dengan Alquran bahwa dirinya tidak mengenal Altantuya.

Skandal ini merupakan salah satu topik sensitif di Malaysia. Bahkan kepala kepolisian setempat mengancam siapa saja yang berani menanyakan soal kasus pembunuhan Altantuya ini, akan terancam diadili.

Sirul kini ditahan oleh otoritas Australia, yang hukum nasionalnya melarang pemulangan warga negara asing untuk menghadapi eksekusi mati di negaranya. Namun, pemerintah Malaysia terus membujuk Australia untuk memulangkan Sirul.


(nvc/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads