Pernyataan PM Thorning-Schmidt ini menanggapi seruan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengajak warga penganut Yahudi di negara-negara Eropa, termasuk Denmark untuk pindah ke Israel pasca serangkaian serangan teror.
"Komunitas Yahudi telah ada di negara ini selama beberapa abad. Mereka berasal dari Denmark, mereka merupakan bagian dari masyarakat Denmark dan kita tidak akan pernah sama tanpa komunitas Yahudi di Denmark," ucap PM Thorning-Schmidt seperti dilansir AFP, Selasa (17/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana menteri wanita pertama di Denmark ini bersumpah, Denmark tidak terintimidasi oleh serangan teror semacam ini. PM Thorning-Schmidt juga menyatakan, konflik yang terjadi bukan antara agama melainkan antara prinsip dasar rakyat Denmark dengan ekstremis yang kerap melakukan kekerasan.
"Ini adalah konflik antara nilai inti masyarakat kita dengan ekstremis. Bersama-sama dan dengan bersatu, kita akan tetap menjadi diri kita sendiri," tuturnya.
"Saya ingin menegaskan, bahwa ini bukanlah konflik antara Islam dengan Barat. Ini juga bukan konflik antara muslim dengan non-muslim," tegas PM Thorning-Schmidt.
Pernyataan PM Thorning-Schmidt ini disampaikan setelah penembakan brutal yang menewaskan 2 orang pada Sabtu (14/2) lalu. Penembakan terjadi di dua lokasi terpisah, yakni pusat kebudayaan dan sinagoge di Copenhagen.
PM Thorning-Schmidt menyebut penembakan tersebut sebagai serangan terhadap seluruh rakyat Denmark. Dia bersumpah bahwa pemerintah Denmark akan melakukan yang terbaik untuk melindungi komunitas Yahudi di wilayahnya.
Menurut data Jewish Community of Denmark, terdapat sekitar 8 ribu warga Yahudi yang tinggal di Denmark. Sebagian besar tinggal di ibukota Copenhagen. Total penduduk Denmark mencapai 5,5 juta jiwa.
(nvc/ita)