Milisi Syiah, Houthi yang kabarnya mendapat dukungan dari Iran, telah membubarkan pemerintah dan parlemen Yaman pada 6 Februari lalu. Ini dilakukan setelah mereka menduduki istana kepresidenan dan gedung-gedung penting pemerintah.
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab menyatakan seperti dilansir kantort berita resmi WAM dan dilansir AFP, Sabtu (14/2/2015), pihaknya telah menghentikan operasional kedutaan di Sanaa dan mengevakuasi seluruh staf diplomatik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga mengumumkan telah mengevakuasi seluruh staf diplomatiknya dari kedutaan di Sanaa. Prancis, Jerman dan Italia mengambil langkah serupa pada Jumat, 13 Februari lalu. Begitu pula dengan Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang juga menutup kedutaan di Yaman.
Yaman tak pernah berhasil mencapai stabilitas sejak presiden Ali Abdullah Saleh mundur pada awal tahun 2012, setelah pergolakan berdarah yang berlangsung setahun. Keadaan kian buruk pada September 2014 lalu, ketika milisi Houthi merebut kendali atas ibukota Sanaa dan mulai bergerak masuk ke wilayah-wilayah Sunni.
(ita/ita)