Serangan Udara Yordania Hancurkan 56 Target ISIS di Suriah

Serangan Udara Yordania Hancurkan 56 Target ISIS di Suriah

- detikNews
Senin, 09 Feb 2015 11:48 WIB
Ilustrasi (Reuters)
Amman - Militer Yordania terus menggempur militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Bahkan Yordania mengklaim serangan udaranya telah menghancurkan 56 target dalam tiga hari terakhir.

Komandan Angkatan Udara Yordania, Mayor Jenderal Mansour al-Jobour tidak merinci secara jelas lokasi serangan udara terhadap ISIS. Namun kepada wartawan, Jobour menyebutkan, serangan udara yang dilakukan sejak Kamis (5/2) telah menghancurkan sekitar 20 persen kemampuan ISIS di Suriah.

"Pada hari pertama serangan untuk membalas kematian Muath Al-Kasaesbeh, sebanyak 19 target telah dihancurkan, termasuk kamp pelatihan dan perlengkapan mereka," sebut Jobour seperti dilansir AFP, Senin (9/2/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Yordania telah bersumpah untuk menghancurkan ISIS setelah militan keji tersebut merilis video pembakaran hidup-hidup pilot Kasaesbeh, yang diculik ISIS setelah jet tempurnya jatuh di Suriah pada Desember 2014 lalu.

Serangan udara pada Jumat (6/2) diklaim menghancurkan 18 target ISIS di Suriah, termasuk gudang bahan bakar dan amunisi serta pusat penyimpangan logistik mereka.

Sedangkan pada Sabtu (7/2), Yordania mengklaim serangan udaranya berhasil menghancurkan 19 target ISIS, termasuk barak dan pusat pemukiman anggota militan tersebut.

"Sejauh ini, serangan udara telah menghancurkan 20 persen kemampuan bertempur Daesh (nama lain ISIS)," tegas Jobour.

"Kami bertekad untuk melenyapkan geng teroris ini," imbuhynya.

Jobur menambahkan, jet tempur militer Yordania telah menjalani sebanyak 946 misi sejak serangan udara dimulai pada Kamis (5/2). "Lebih dari 7 ribu kriminal Daesh telah terbunuh sejak Yordania mulai berpartisipasi dalam serangan udara," imbuhnya.

Serangan udara Yordania memang difokuskan untuk menghancurkan kilang minyak yang dikuasai ISIS. Untuk mendanai aktivitas terorismenya, ISIS memang menduduki fasilitas minyak dan gas yang ada di Irak dan Suriah.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads