Tiga insiden gangguan mesin berkaitan dengan kualitas pabrikan, sedangkan dua insiden lainnya dipicu oleh kesalahan maskapai dalam pemeliharaan dan perbaikan pesawat. Demikian diungkapkan Kepala Administrasi Divisi Standar Penerbangan pada Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) seperti dilansir Focus Taiwan News Channel, Sabtu (7/2/2015).
Dari tiga masalah berkaitan kualitas pabrikan, dua di antaranya ditemukan pada pesawat tipe turboprop ATR 72-600 yang jatuh ke Sungai Keelung, pada Rabu (4/2) pagi. Media Taiwan lainnya, United Daily News melaporkan bahwa pesawat yang jatuh tersebut telah mengalami penggantian mesin sebanyak dua kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggantian kedua terjadi selang beberapa hari kemudian ketika masalah mesin kembali terjadi dan berujung pada penggantian mesin yang rusak secara keseluruhan.
Belum diketahui pasti apakah masalah mesin menjadi penyebab jatuhnya pesawat TransAsia dengan nomor penerbangan GE235 pada Rabu (4/2) pagi. Sejauh ini, sedikitnya 35 orang tewas dan 8 orang lainnya masih hilang.
Masalah mesin lainnya yang berkaitan dengan kualitas pabrikan terjadi pada pesawat tipe ATR 72 lainnya pada Agustus 2011, ketika salah satu mesin pesawat terbakar saat mengudara dari Taiwan ke Kepulauan Penghu.
Lin menambahkan, dua masalah mesin akibat kelalaian pihak maskapai terjadi pada Oktober 2010 dan Agustus 2011. Masalah pertama terjadi pada pesawat tujuan Hualien, Taiwan bagian timur yang terpaksa kembali ke Taipei akibat gangguan mesin.
Masalah kedua terjadi pada pesawat tujuan Taipei dari Penghu yang sempat mengalami gangguan mesin namun berhasil diatasi di udara dan pesawat mendarat dengan selamat.
Pasca masalah-masalah mesin tersebut, ditambah insiden jatuhnya pesawat TransAsia lainnya pada Juli 2014 lalu, CAA memerintahkan maskapai untuk melakukan inspeksi menyeluruh. Menurut Lin, pihak maskapai belum menyelesaikan sepertiga pengembangan yang dibutuhkan pada perawatan dan perbaikan pesawat.
Maskapai TransAsia Airways yang didirikan tahun 1951 awalnya hanya melayani rute domestik. Namun kini maskapai ini juga melayani rute internasional dengan tujuan kawasan Asia, termasuk China. Pihak maskapai tercatat memiliki total 12 pesawat jenis ATR 72 sebelum terjadi kecelakaan pesawat pada Juli 2014 dan pada pekan ini.
(nvc/gah)