Operasi pencarian korban hilang dalam jatuhnya pesawat TransAsia Airways dihadang oleh cuaca buruk dan hambatan lainnya di Sungai Keelung, Taiwan. Namun tim pencari tetap berusaha keras untuk mencari 8 orang yang masih hilang.
Pesawat dengan nomor penerbangan GE235 ini, membawa total 58 penumpang dan awak ketika jatuh ke dalam Sungai Keelung pada Rabu (4/2) pagi. Sejauh ini sudah 35 korban tewas yang ditemukan jasadnya.
Hanya 15 orang yang berhasil selamat dalam musibah itu. Data dari Otoritas Penerbangan Sipil Taiwan (CAA) mencatat, masih ada 8 orang, yang terdiri atas 7 penumpang dan satu awak pesawat yang belum ditemukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi pencarian yang terus dilanjutkan berujung pada temuan empat jasad korban pada Jumat (6/2) ini. Meskipun harapan menemukan korban selamat semakin mengecil, otoritas setempat memperluas area pencarian.
Tim pencari dan penyelamat bekerja dalam kondisi jarak pandang nyaris nol di dalam air. Area pencarian di Sungai Keelung pun semakin diperluas karena dikhawatirkan ada korban yang terbawa arus sungai.
Salah satu penyelam dalam tim pencari dan penyelamat, Chiao Chang-shun menuturkan, sungai sedang dalam keadaan surut sehingga kemungkinan beberapa korban terbawa arus hingga ke hilir sungai.
Chiao juga menyebutkan, ada kemungkinan beberapa korban masih terjebak di kursi mereka yang terlepas dari kerangka utama pesawat.
Sungai Keelung terhubung dengan Sungai Tamsui yang lebih besar sepanjang beberapa kilometer di hilir, sebelum berakhir di Selat Taiwan di bagian utara negara tersebut. Operasi pencarian diperluas hingga ke Sungai Tamsui dan muaranya sejauh 10 mil laut dari pantai.
Sementara itu, selain jarak pandang yang buruk di dalam sungai, para penyelam juga dihadang dengan suhu udara yang sangat rendah, yang membuat air sungai sangat dingin. Kondisi ini berarti, penyelam tidak bisa bekerja untuk periode waktu lama di dalam sungai.
Terlebih, mereka harus bekerja dalam kelompok yang berjumlah tiga orang dan tetap terhubung satu sama lain.
(nvc/ita)