TransAsia Jatuh, Taiwan Perintahkan Pemeriksaan Pesawat Jenis ATR

TransAsia Jatuh, Taiwan Perintahkan Pemeriksaan Pesawat Jenis ATR

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 05 Feb 2015 13:45 WIB
Detik-detik pesawat jatuh ke sungai (Xinhua)
Taipei -

Otoritas penerbangan Taiwan memerintahkan seluruh pihak yang mengoperasikan pesawat jenis ATR untuk melakukan pemeriksaan khusus. Hal ini diperintahkan setelah pesawat TransAsia Airways berjenis turboprop ATR 72-600 jatuh ke Sungai Keelung.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Kamis (5/2/2015), Otoritas Penerbangan Sipil Taiwan (CAA) menyatakan, sebaiknya pemeriksaan difokuskan pada mesin, sistem kontrol bahan bakar, sistem baling-baling, dan busi serta ignition connector yang ada dalam setiap jenis pesawat turboprop ATR.

Kendati demikian, CAA tidak memerintahkan 'grounding' atau pengistirahatan pesawat jenis ATR di Taiwan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden yang dialami maskapai TransAsia Airways ini, merupakan yang kedua kalinya selang 7 bulan setelah insiden pada Juli 2014 lalu yang menewaskan 48 orang. Pada insiden terbaru, dilaporkan sedikitnya 32 orang tewas dan 11 orang lainnya masih belum ditemukan. Hanya 15 orang saja yang dinyatakan selamat dari insiden tragis tersebut.

Pesawat jenis turbopop ATR 72-600 dengan nomor penerbangan GE235 ini, merupakan jenis terbaru dari ATR dan tengah menjalani penerbangan ketiganya saat insiden terjadi. Menurut CAA, tidak ada catatan gangguan dalam dua penerbangan sebelumnya.

Namun menurut rekaman kokpit yang beredar luas di dunia maya, menunjukkan bahwa komunikasi terakhir berbunyi 'Mayday Mayday engine flameout'. Terbakarnya mesin pesawat biasa terjadi ketika suplai bahan bakar ke mesin terganggu, atau ketika terjadi gangguan api yang berujung pada matinya mesin. Namun demikian, pesawat ATR yang memiliki mesin ganda, akan tetap bisa terbang normal meskipun salah satu mesin mati.

Maskapai TransAsia Airways masih mengoperasikan 10 pesawat jenis ATR lainnya, kombinasi antara seri 72-500 dengan seri 72-600. CAA menyatakan, pesawat ATR milik TransAsia Airways yang telah menjalani pemeriksaan akan diperbolehkan beroperasi pada Kamis (5/2) ini.

Sedangkan maskapai Uni Air, anak perusahaan dari EVA Airways Corp, mengoperasikan 12 pesawat jenis turboprop ATR 72-600.

"Kami tengah melakukan pemeriksaan, tapi kami tidak mengistirahatkan pesawat," ucap juru bicara EVA Airways.

Sementara itu, China Airlines sebagai maskapai terbesar di Taiwan, sama sekali tidak mengoperasikan pesawat jenis ATR.

ATR merupakan joint venture antara raksasa pesawat Airbus dengan Alenia Aermacchi, yang merupakan anak perusahaan Italia, Finmeccanica. Prancis yang menjadi lokasi desain dan perakitan pesawat, serta Kanada yang merupakan lokasi pembuatan mesin pesawat, akan dilibatkan dalam penyelidikan kecelakaan TransAsia ini.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads