Demikian diberitakan surat kabar ternama AS, Washington Post yang mengutip mantan pejabat-pejabat intelijen AS, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/1/2015).
Dituliskan Post, dalam serangan itu, Mughniyeh tewas seketika akibat ledakan bom mobil yang diletakkan pada ban cadangan di belakang sebuah mobil yang diparkir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mughniyeh merupakan komandan senior Hizbullah, yang dituduh mendalangi penculikan sandera-sabdera Barat di Libanon pada tahun 1980-an. Dia juga dituduh mendalangi pengeboman kedutaan Israel di Argentina pada 1992, yang menewaskan 29 orang.
Dia juga disebut-sebut terkait dengan pengeboman barak-barak Marinir AS di bandara Beirut, Libanon pada tahun 1983. Sebanyak 241 personel militer AS tewas dalam insiden itu. Selain itu, Mughniyeh juga dituduh mendalangi pembajakan pesawat TWA bernomor penerbangan 847 pada tahun 1985, yang merenggut nyawa seorang personel Angkatan Laut AS.
Menurut media tersebut, sejumlah pejabat senior termasuk jaksa agung, direktur intelijen nasional dan penasihat keamanan nasional, pasti telah menandatangani perintah pembunuhan itu.
(ita/ita)