Dalam daftar 'Most Wanted Terrorists' yang dirilisnya, FBI menawarkan imbalan sebesar US$ 50 ribu atau setara Rp 632 juta untuk setiap informasi mengenai keberadaan Liban. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (30/1/2015).
Menurut FBI, Liban menjadi buronan yang dicari karena memberikan bantuan material kepada kelompok militan ternama, Al-Shabaab yang bermarkas di Somalia dan juga kepada jaringan Al-Qaeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat tinggal di Virginia Utara, Mohamed merupakan seorang perekrut dan yang melakukan radikalisasi untuk Al-Shabaab, yang banyak menargetkan warga asing untuk pergi ke Somalia dan bertempur untuk mereka," sebut agen khusus Divisi Pemberantasan Terorisme pada kantor FBI di Washington, Carl Ghattas dalam pernyataannya.
FBI menyebutkan, Liban yang bepergian dengan paspor AS ini, pergi meninggalkan AS pada 5 Juli 2012 lalu. Liban, menurut FBI, pergi meninggalkan AS untuk bergabung dengan militan Al-Shabaab di Somalia.
"Liban Mohamed diyakini telah pergi meninggalkan AS dengan niat untuk bergabung dengan Al-Shabaab di Afrika Timur. Kami meyakini dia masih ada di sana melakukan operasi atas nama organisasi teroris tersebut," tutur Ghattas.
FBI mendeskripsikan Liban yang berusia 29 tahun ini sebagai sekutu dekat, Zachary Chesser yang merupakan militan AS yang terjerat berbagai kasus pidana, termasuk mengancam penulis acara televisi 'South Park'. Chesser telah mengaku bersalah dalam kasus tersebut pada Oktober 2010 lalu.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini