Seperti diberitakan Reuters, Rabu (28/1/2015), peristiwa terjadi di hotel bintang lima Corinthia Hotel. Para pelaku yang menggunakan senjata berat meletuskan tembakan di dalam hotel.
Pihak keamanan hotel pun langsung mengevakuasi para tamu, termasuk Perdana Menteri Libya, dan beberapa orang delegasi dari Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang petugas keamanan tewas saat baku tembak, dan tiga penjaga tewas ketika para penyerang meledakkan sebuah bom mobil di tempat parkir di luar hotel. Korban sejauh ini baru 8 orang.
Dua pejabat AS berkata, mereka sedang menyelidiki apakah orang Amerika tewas dalam serangan itu.
Perdana Menteri Libya sendiri dipastikan selamat tanpa cidera dalam peristiwa itu. Saat pasukan keamanan mengepung para pelaku, salah seorang di antaranya meledakkan granat hingga keduanya tewas.
"Ketika para penyerang benar-benar dikelilingi oleh pasukan keamanan, salah satunya meledakkan granat, tapi kita tidak tahu apakah itu disengaja," imbuh Omar. Serangan itu disebut sebagai serangan terburuk yang menargetkan orang asing sejak Muammar Gaddafi digulingkan.
Menurut layanan monitoring SITE, sebuah kelompok militan yang terkait dengan pemberontak ISIS di Irak dan Suriah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan disebut sebagai balas dendam atas kematian seorang tersangka Libya al Qaeda di Amerika Serikat.
Namun para pejabat Tripoli menuding serangan itu datang dari loyalis Gaddafi. Serangan ditujukan untuk membunuh Perdana Menteri Libya yang tengah berada di dalam hotel.
(bar/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini